Cast by :
Minzy , Park Bom and CL (2NE1) , Daesung, Taeyang, Seungri,
GD and TOP (Bigbang), Se7en and Park Han Byul
Created by : @Desiijo (Desy Permatasari)
[NB : pembaca sebagai tokoh minzy 2NE1 ]
++++++++
“We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I’m standing there
On a balcony of summer air
See the lights,
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
You say hello
Little did I know
That you were Romeo you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don’t go, and I said….”
Belum sempat lagu tersebut kuputar sampai habis, eonnie Bommie
langsung memencet tombol off pada player lagu ku. Kucopot segera
headset yang terpasang ditelinga,
“Kenapa eonnie mematikannya ?”
“Love Story , lagi yang kau dengar… Di dunia nyata seperti ini, takkan
ada pangeran dengan menunggangi kuda putih lantas begitu saja dia akan
melamarmu. Daripada, kau terlalu jauh berimajinaasi lewat lagu, ayo
sekarang lihat jam mu ! sudah saatnya latihan, minzy..”
Eonnie Bommie , berusaha membangunkan tubuhku. Sedikit masih kesal
rasanya, tapi ketika kulihat jam tanganku sekarang ini memang sudah
waktunya untuk latihan.
“Baiklah, aku akan segera latihan.” Ujarku.
Eonnie Bommie langsung berjalan keluar dari kamarku,
“Ah…kesempatan sebentar ah,, aku mau sms Oppa se7en dulu” ucapku
dengan nada sedikit nakal.
To : se7en Oppa ^^
014590xxxx
Oppa ^^ , sedang apa kau disana ? hari ini begitu panas ya
Dan, kutekan tombol “Send”. Sms ku pun terkirim ^^
“Heiiiii, minzy ! Gong Minzy !!!!!!” Teriak Eonni Bommie dari depan
pintu. Kali ini dia begitu gemas padaku.
“Iyaaaaaa… aku akan segera latihan.…” akupun segera meninggalkan
kamarku dan juga ponselku di dalamnya..
***
Ketika hendak menuju tempat latihan , tanpa sadar ada seseorang
memanggilku dari belakang.
Kutengok siapakah gerangan yang memanggilku, ketika kulihat dari
kejauhan nampak Oppa Daesung tersenyum padaku. Aku belum membalas
senyumannya, namun ia sudah berlari mendekatiku.
“Hei, minzy.. Kau mau latihan ya ?”
“Ah… Ne, Oppa.”
“Selesai latihan, kau mau makan sup kepiting ini bersama ?” ia
menunjukkan kepadaku tas plastic putih yang ia bawa.
“Sup kepiting?”
“Iyaa…” jawabnya sambil tersenyum.
Aku bukannya tak ingin menolaknya, tetapi aku…
“Ah, Oppa.. nanti kita lihat.. kalau bisa aku akan datang, kalau tak bisa aku…”
“Aku yang akan menemuimu, untuk makan bersama.” Oppa Daesung,
meneruskan perkataanku.
Namun, sebenarnya bukan lanjutan kalimat seperti itulah yang
kuharapkan. Belum sempat aku mengklarifikasi, Oppa Daesung sudah minta
berpamitan diri.
“Hah….kenapa malah begini sih.”
***
Di tempat latihan…
Ketika lagu latihan hamper diputar, mendadak Oppa se7en mencariku di
depan pintu.
Waeyoo ? Oppa se7en !!
Yap, benar di depan pintu tempat latihan ia tersenyum dan melambaikan
tangan padaku. Akupun tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
“Kau tak membawa ponselmu, ya ?” jerit Oppa dari posisinya berada.
Semua member, melihat padaku. Aku hanya bisa tersenyum malu.
“Ya, hari ini begitu panas, minzy. Semangat latihan ya ! Hwaiting !”
Lanjut se7en Oppa, yang masih berteriak dari posisinya berdiri.
“Kau masih sering mengirim pesan pada nya?” Tanya CL padaku.
“Hanya sesekali..” jawabku dengan nada lirih, sambil menggoyang-goyangkan kaki.
“Apa kau tahu ?”
“Iya, aku tahu.. Ribuan kali kau menasehatiku, Oppa se7en sudah jadi
milik Eonni Han Byul.. Tak sepantas nya aku lakukan ini. Tapi, apa kau
tak pernah mengalami konflik dalam cinta ? menghilangkan rasa seperti
ini tak mudah !”
Hah… CL berhasil merubah moodku, aku jadi tak semangat latihan lagi.
***
“Hai, minzy…” Sapa Oppa Daesung yang mengagetkanku
“Oppa, jangan ganggu aku , ah… apa kau tak lihat aku sedang bermain game ?”
Niatku, aku bermain game di Ipad untuk menghilangkan bad moodku, eh…
Oppa Daesung datang disaat seperti ini… Namun, aku coba mengontrol
emosiku, supaya Oppa Daesung tak menjadi korban ke- bad mood an ku
juga..
“Ini, sup kepiting untukmu.” Semangkuk sup ia sodorkan kepadaku.
Sejenak aku berhenti bermain game,
“Dan yang ini adalah sup untukku. Mari, makan ^^” Lanjut Oppa Dae,
sambil mengangkat mangkuk sup nya, kemudian mulai melahap sup kepiting
tersebut. Aku hanya terdiam memandanginya, ia pun berhenti makan.
Sambil menguyah makanan yang masih ada di mulutnya, ia bertanya
padaku..
“Kau tak makan?”
Aku tak menjawab..
“Kau tak lapar ?”
“Makan saja, sup punyaku Oppa. Aku sedang tak ada selera makan.”
Kutinggalkan Oppa Daesung makan sendirian, namun belum begitu jauh
kaki ini melangkah meninggalkan, Oppa se7en muncul di ruangan ini.
“Hai, Daesung.. Kau disini rupanya.”
“Iya… Ada apa, Hyung ?” Dengan suara di mulut yang masih penuh dengan
makanan, Daesung membalas sapaan se7en opaa.
“Bagaimana?”
“Oiya..” ia mencoba menghabiskan sisa makanan yang ada dimulut dan
segera meneguk air mineral kemudian meneruskan pembicaraan.
“Begini, Hyung.. Kalau kau tetap menginginkan yang warna merah, aku
sudah tanyakan pada nya bahwa ia tak bisa menurunkan harga jualnya.
Harga itu sudah pas dan tak bisa ditawar lagi. Oiya, katanya kau ingin
mencari via online?”
“Aku sudah mencarinya, namun tak ada yang sesuai dengan harapanku.”
Aku mulai penasaran dengan maksud pembicaraan mereka berdua, lalu
kudekati saja mereka. Eh, bukan….kudekati Oppa se7en lebih tepat nya.
“Oppa, apa yang sedang kau cari?” tanyaku, yang sontak saja
mengagetkan mereka berdua.
Dengan kompak pula, mereka berdua tersenyum menyambut kehadiranku
secara tiba-tiba ditengah brolan mereka berdua.
“Ah… Aku sedang mencari jaket.. Ah, bukan…bukan.. Lebih tepatnya, aku
mencari blazer berwarna merah.” Oppa se7en berusaha menerangkan
kepadaku mengenai benda apa yang tengah ia cari.
“Blazzer merah ? untuk siapa ?”
“Untuk wanita… Lebih tepatnya, untuk Han Byul ?”
“Han Byul?”
“Ya, aku sedang mencarikan hadiah blazer merah untuknya.”
“Eonnie Hyan Bul, berulang tahun?”
“Anniyoo..” jawab Oppa sambil menggeleng.
“Perayaan Anniversary kita berdua.” Tambahnya sambil tersenyum
Mendengar jawaban terakhir dari Oppa se7en, sejenak dada ini terasa
sesak. Entah kenapa, aku tak ingin memandang wajah Oppa se7en. Aku
berganti pandangan, menjadi memandangi Oppa Daesung yang ada
disebelahnya.
Sudah sedikit tenang, entah mengapa timbul pikiran yang mungkin
dikatakan bodoh untuk situasi seperti ini.
“Apa, Oppa mau kubuatkan cake ? Biasanya perayaan Anniversary juga
membutuhkan cake, kan?”
Ya, pikiran bodohku adalah menawarinya membuatkan cake untuk
Anniversary mereka berdua !
“Aha… Tentu saja boleh .” jawab Oppa se7en senang.
“Jika kau tak sibuk, hahahaha.”
“Tidak, Oppa.. Aku pasti akan berusaha meluangkan waktuku demi
membuatkan cake untuk kalian berdua, Hahahaha.”
Oppa Daesung, hanya terdiam memandangiku.
***
“Tepung… Setelah tepung, aku masukkan seperempat telur nya ini,
kemudian setelah itu…”
Belum selesai aku membaca perintah di resep , Daesung Oppa
mengagetkanku. Sontak akupun kaget, dan mixer yang kupegang ini hamper
melayang. Namun, dengan sikap Oppa Daesung meraihnya sehingga tak
perlu terjadi keributan didalam.
“Kau sungguh ingin membuatkan cake untuk mereka ?”
“Iya..” Jawabku sambil, mulai memasukkan telur.
“Sini, kubantu memasukkan telurnya.” Ia pun meraih telur yang ada di
mangkuk dan menuangkan nya kedalam tepung.
“Kau ini bodoh, atau bagaimana sih ?”
Mendengar ucapannya, akupun segera berhenti.
“Hei, kenapa kau berhenti ?” ujarnya kaget melihat reaksiku.
“Oppa, kau barusan mengatakan apa?”
“Anniyooo..bukan apa-apa.”
“Aku sudah terlanjur memberhentikan mixer ini, aku ingin mendengar
sekali lagi mengenai apa yang kau katakana barusan.”
“Apa kau tidak merasa sakit ? semua yang tidak jelas, tidak akan
pernah membawa kebahagiaan untukmu. Begitu juga perasaan ini, perasaan
terombang-ambing tidak jelas seperti ini.. Aku tak menyukainya,
minzy.”
“Hei !”
“Ya, tadi kau ingin mendengar apa yang ingin kukatakan kan? Dan, itu
yang ingin kukatakan kepadamu.”
Aku emosi mengetahui tingkah nya kala itu, kulepas celemek yang ada
ditubuh ini dan kulemparkan ke lantai.
“Berhenti untuk menasehatiku, tahu apa kau Oppa mengenai cinta !”
Bentakku emosi kemudian meninggalkannya sendirian bersama dengan
celemek yang tergeletak di lantai.
***
*Backsound Music This Part,
By: David Choi- That’s Girl*
Kubolak-balik melihat kontak telefon di ponselku, berharap ada yang
bisa kutelepon kali ini. Mood ku sedang tak enak, ingin rasanya ketika
seperti ini ada seseorang yang bisa kutelefon dan setidaknya aku bisa
mengajaknya pergi untuk melepaskan kebete-an ini.
“Ah, seungri saja..” tanganku ini berhenti, ketika tertuju pada nomor
kontak nya Seungri.
Segera kutekan tombol panggilan berwarna hijau dari ponselku.
Kutelepon saja Seungri, karena kupikir dalam situasi dan mood yang
sedang seperti ini , Seungri lah sosok yang paling cocok untuk
kuhubungi.
Kalau aku menghubungi CL, dia pasti lagi-lagi akan memarahiku..
Kalau Eonnie Bommie, Hah.. dia kan jarang berada didekat ponselnya,
telefonku ini pasti takkan segera dia angkat. Jadi percuma saja bila
aku menghubunginya.
Kalau Eonnie Dara, Ponselnya kan baru saja rusak.. Mana mungkin aku
menghubunginya pula..
“Yeoboseyo?” sapa Seungri dari balik telefon.
“Ah..Yeoboseyo, Oppa.” Jawabku. Ternyata panggilan telefonku sudah
dijawab oleh Oppa Seungri.
“Ada apa, kau menghubungiku?” Tanya Seungri.
“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”
“Ah..mian, suaramu tidak terdengar minzy. Bisa kau ulangi lagi?”
Suasana ramai ditempat Seungri berada bisa kudengar dari balik
telepon. Baik, akan kuulangi lagi perkataanku dengan nada suara
sedikit lebih keras.
“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”
“Ah… Sekarang aku sedang berbelanja di luar, bersama Hyung GD.
Memangnya ada apa?”
“Oh..kau sedang pergi , ya..” jawabku lesu.
“Iya..”
“Baiklah, Oppa. Selamat bersenang-senang, ya. Akan kututup telepon ini.”
Kemudian aku langsung menutup panggilan.
“Hah…” desahku.
Ditengah kekacauan pikiran yang ditambah karena Oppa Seungri tak bisa
menemaniku, tiba-tiba aku teringat akan salon langgananku.
“Aku pergi kesana saja, bagaimana?”
Segera kulangkahkan kaki ini menuju salon tersebut. Kututupi wajah ini
dengan jaket, agar orang-orang disekitar tak mengenaliku nanti nya.
Biasanya, aku kesana menggunakan mobil atau paling tidak aku diantar
seseorang. Tapi, kali ini karena aku ingin melarikan diri, aku pergi
sendirian saja kesana.
Ya, menggunakan transportasi umum tentunya.
***
Sesampainya di salon…
Pegawai salon langsung menyapaku,
“Hai, minzy.. Ada angin apa, kau datang kesini? Bukannya baru dua
minggu yang lalu kau kesini?” Tanya pegawai salon langgananku
tersebut,
ya.. dia sudah hafal betul akan jadwalku untuk mengunjungi salon ini.
Dan saat ini, bisa dikatakan bukan saatnya aku mengunjungi salon ini,
jadi wajar saja bila pegawai salon bertanya seperti itu kepadaku.
“Aku ingin mencuci rambutku.” Jawabku sambil segera duduk dikursi.
Kaca yang terdapat didepanku, memperlihatkan sebuah poster wanita
cantik. Aku bisa melihat poster baru tersebut dan aku sangat mengenal
wanita yang ada diposter tersebut.
Segera kubalikkan badan, untuk memastikan bahwa apa yang kulihat di
kaca tersebut salah. Namun, ternyata benar. Wanita itu, aku
benar-benar mengenalnya…
“Sejak kapan, poster itu dipasang ? dua minggu yang lalu, poster itu
tidak ada ?” Tanyaku pada pegawai salon yang bersiap untuk melayaniku.
“Oh… Poster itu.” Jawab pegawai teersebut, sambil menunjukkan kearah
poster tersebut tertempel.
“Poster itu dipasang, sudah lima hari yang lalu…” tambahnya.
“Kenapa poster itu yang dipasang?”
“Park Han Byul… Ya, menurut bos, model rambut Han Byul yang sekarang
cocok dijadikan sebagai poster disalon ini. Taktik untuk menarik lebih
banyak pengunjung lagi. “ Jelasnya.
Poster itu memasang gambar, Eonnie Han Byul.
“Hah, mengapa hariku menjadi tambah buruk seperti ini.” Desahku.
Tapi, ketika tengah memandangi Eonnie Han Byul yang ada di poster
tersebut. Aku jadi memiliki keinginan untuk mengecat warna rambutku.
“Ah, tolong kau rubah warna rambutku menjadi warna coklat seperti
rambutnya Eonnie Han Byul itu.” Pintaku pada pegawai salon tersebut.
“Tidak jadi, mencuci rambut ?” Tanya pegawai itu.
“Tidak.. warnai saja rambutku, menjadi coklat seperti itu.” Jawabku mantap.
***
Sekarang, warna rambutku menjadi persis sama seperti warna rambut
Eonnie Han Byul yang ada di poster tersebut.
Setelah aku membayar jasa salon tersebut. Aku segera berpamitan , dan
segera keluar dari salon.
“Ah.. sekarang aku menjadi seperti Eonnie Byul.” Ucapku riang, sambil
memegang rambut baruku yang sekarang ini.
Namun, disaat yg tidak tepat perutku berbunyi.
“Sabar ya, perut.. Aku akan segera mencarikan makan untukmu.” Kujawab
permintaan perutku ini, sambil mengelus-elus perut ini.
Tak perlu berjalan jauh, untuk mencari makanan. Aku sudah menemukan ttopoki,
“Ah..sudah lama aku tak makan ttopoki. Sepertinya, enak juga.”
Segera kudekati penjual ttopoki tersebut,
“Bu, ttopoki nya satu. Ya..”
“Ah, baiklah..” Namun, penjual tersebut kaget ketika melihatku.
“Kau.. Kau.. Personil Girlband itukah ?”
“Ah, anniyooo…” ujarku dengan cepat sambil berbohong.
“Yang ibu maksud, tidak seperti aku ini. Warna rambut kita pun
berbeda. Tak sama, bu.” Tambahku berbohong.
Tapi, sebenarnya ibu nya juga tak mempermasalahkannya juga. Ketika ,
aku tengah ingin menbayar ttopoki tersebut. Tas k u tiba-tiba saja,
dicuri oleh seseorang.
“Tas ku !!!!!!!!!” jeritku.
Sontak semua orang, bebalik melihat kearahku. Ibu penjual ttopoki pun
terlihat terkejut.
***
Untung ibu penjual ttopoki tersebut, berbaik hati padaku. Ia
memperbolehkanku untuk membawa gratis ttopoki yang aku beli dan juga
menyempatkan waktunya untuk mengantarku ke pos polisi terdekat untuk
melaporkan tasku yang telah dicuri.
Untung saja, barang yang kubawa ditas bukan termasuk barang yg penting
di dalamnya.
“Kenapa, semakin kesini aku malah semakin merasa beruntung, ya?” gumamku.
Hari, sudah menunjukkan warna gelapnya. Bagaimana aku bisa pulang,
bila ponselku saja hilang. Uang, aku tak punya lagi.
Belum selesai, aku menyesali perbuatanku yg mencoba ingin kabur dari
kenyataan yg sedang terjadi. Sayup-sayup aku mendengar suara seorang
wanita memanggil namaku.
“Minzy.. Gong Minzy .”
Perempuan ber-blazzer merah yg rupanya memanggilku, kini berlari
mendekatiku. Tunggu dulu, blazer merah ?
Itukan…..
Benar, ternyata aku bertemu Eonnie Byul disini.
“Sedang apa, kau disini minzy?”
“Aku sedang jalan-jalan, eonnie.”
“Mau pulang bersamaku.” Ia menunjuk kea rah mobil, yg ia naiki.
Akupun menggeleng tapi ia, tetap memaksa dan menarik tanganku. Namun,
sebelumnya ia berkata
“Wah, badanmu dingin sekali. Pakailah, blazer ini.”
Eonnie Byul, melepaskan blazer merah yg ia kenakan dan memasangkannya
ketubuhku. Aku hanya terdiam tak mengucapkan apa-apa. Setelah itu, dia
menggandeng tanganku untuk mengajaknya masuk ke dalam mobil.
***
Didalam mobil..
“Terima kasih, eonnie . Blazzer merah ini terasa hangat untukku.”
Tak dapat kubohongi perasaan, bahwa blazer ini benar-benar
menghangatkan badanku. Eonnie Byul tersenyum disampingku.
“Itu pemberian dari Daesung.” Ujarnya.
“Oppa Deasung ?” tanyaku heran, dan memastikan bahwa aku tadi tak salah dengar.
“Iya.. Dong Wook sebenarnya ingin memberikan blazer merah seperti ini
kepadaku sebagai hadiah Anniversary hubungan kita. Dan ia, memesan
blazer seperti ini kepada temanya Daesung. Namun, ditengah perjalanan
Daesung mendapatkan kabar bahwa temannya itu mengalami kecelakaan.
Jadi, Daesung yg pada akhirnya mencarikan blazer merah ini.”
“Eonnie Byul, tahu darimana?’
“Dong Wook, yg menceritakannya. Ya, aku jadi merasa bersalah karena
telah mengingikan blazer merah seperti ini.”
“Oiya, Daesung juga memberikan cake Anniversary untuk kita berdua.”
Eonnie Byul, segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan picture
cake pemberian Oppa Daesung.
Ketika, melihat picture tersebut aku langsung terdiam.
Oppa Daesung, benar-benar membuatkan cake seperti gambar cake yang
kulihat di internet dan ingin kubuat.
Aku menghela nafas, mengetahui kenyataan seperti ini yang terjadi.
“Kini, siapa yang sebenarnya bodoh?” tanyaku pada diri sendiri, sambil
memandang kearah kaca mobil
***
Malam itu, aku tak bisa tidur…
Aku keluar menuju balkon apartement untuk menenangkan diri ini. Namun,
aku mendengar seseorang bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu yang
aku dengar.
“Baby I’m sorry neowa isseodo nan lonely
Saranghagin naega bujokhanga bwa
Ireon motnan nal yongseohae
I’m sorry ige neowa naui story
Sarangiran naegen gwabunhanga bwa
Ne gyeote isseodo
Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely.”
Dari balkon tempatku berdiri, aku bisa mengetahui suara siapakah itu.
Aku terpejam, mendengarkannya bernyanyi hingga lagunya berakhir.
“Oppa Daesung, apa kau begitu merasa kesepian?” ucapku lirih.
***
Pagi harinya…
Aku sama sekali tak bertemu dengan Oppa Daesung. Tak ada kehadirannya
yg biasanya menyapaku.
Diantara member BIGBANG, lainnya yg tadi sempat menyapaku ketika
bertemu denganku aku sama sekali tak melihat keberadaan Oppa Daesung.
“Kemana perginya dia?”
***
Malam harinya, aku kembali lagi menuju balkon apartement. Kulihat, di
balkon apartement yg berada diatasku.
Ya, posisi tempat member BIGBANG berada di atas tempat kami, 2NE1.
Kemarin, aku melihat Oppa Daesung memainkan gitar disana. Alih-alih
aku ingin melihatnya kali ini, aku pergi ke balkon. Namun, aku tak
menemui keberadaanya disana.
Tak berapa lama, ada dua orang member BIGBANG yang berada di balkon
tersebut. Aku segera menundukkan badanku, berharap siapapun mereka tak
mengetahui keberadaanku disini.
Kedua member tersebut terlihat mengobrol. Akupun mendengarkannya dgn
seksama dari tempatku menunduk.
“Hari ini kau tak menemuinya?” Ujar pria tsb mengawali pembicaraan
Ah, aku mengenal suara ini. Ini suara Oppa Taeyang..
“Tak ada keberanian untuk menemuinya.”
Mendengar jwbn dari pria tersebut, aku segera mengetahuinya .”Inikan,
suara Oppa Daesung.” Batinku.
“Mengapa ? apa kau tak minta maaf?”
“Aku sudah minta maaf. Kemarin, ratusan kali aku meneleponnya namun
ponselnya tak aktif.”
Oiya, aku baru menyadari bahwa tasku kemarin telah dicuri dan ponselku
ada didalamnya. Jadi, pencuri tersebut mengganti nomorku sehingga
nomor ponselku menjadi tak akitf.
Hah…kali ini aku benar-benar merasa menyesal.
“Aku akan berhenti..”
“Berhenti , apa nya?” Tanya Oppa Taeyang.
“Berhenti, untuk tak mengejarnya lagi. Aku akan merelakan perasaan
ini, jika kita memang ditakdirkan untuk bersama pasti suatu saat nanti
kita pasti akan bersama.”
Mendengar perkataan Oppa Daesung, mendadak tubuh ini langsung dihempas
angin malam. Begitu dingin, sama sekali tak mengenakkan bagiku.
Perasaan seperti ini, kenapa terasa menyakitkan?
“As days go by..
and fade to nights..
I still question..
why you left..
I wonder how…
it didn’t work out..
but now you’re gone..
and memories all I have for now..
but no it’s not over..
we’ll get older we’ll get over..
we’ll live to see the day that I hope for..
come back to me..
I still believe that..
we’ll get it right again..
we’ll come back to life again..
we won’t say another goodbye again….
you’ll live forever with me….
someday, someday……
we’ll be together….
someday, someday…
we’ll be together…”
Lagu “Someday” milik Jhon Legend kala itu, yg dinyanyikan oleh Oppa
Daesung semakin membuatku tak tahan. Aku segera berlari…
tubuh ini semakin terasa dingin….
Dingin…
dan semakin dingin….
Aku tak ingin mendengarnya bernyanyi lagi seperti ini…
Ini begitu menyakitkan bagiku…
Aku tak mau mendengarnya merintih kesakitan lagi seperti ini…
Kuketuk dengan kencang pintu dorm BIGBANG, ketika itu Oppa TOP lah yg
membukakan pintu.
Aku segera masuk kedalamnya. Tanpa sadar, aku sempat membentur tubuh
Oppa TOP yang masih berdiri di depan pintu.
Tetap berlari, aku tak menghiraukan keberadaan Oppa TOP kala itu..
Aku berlari menuju balkon..
“someday, someday…
we’ll be together…”
Namun, Oppa Daesung masih menyanyikan lagu tersebut.
Semakin dekat, suaranya terdengar semakin jelas…
Semakin terasa menyakitkan bagiku…
Semakin terasa dingin…
Aku memerlukan kehangatan…
Dari belakang, kupeluk Oppa Daesung…
Air mata ini, mengalir dgn sendirinya tanpa kuperintahkan…
Oppa Taeyang yang ada disampingnya, kaget melihat kehadiranku yang
secara tiba-tiba dari belakang..
Namun, tetap tak kuhiraukan..
Yang ada didepanku..
Yang ada dipandanganku..
Yang menjadi tujuanku datang kemari…
Hanya dia…
Ya, hanya dia…
Oppa Daesung….
“Sudah…. Sudah… Berhenti, Oppa…..
Berhenti menyanyikan lagu yang terasa menyakitkan bagiku….
Ini semua terasa sangat jahat bagiku…
Maafkan aku, Oppa… Aku begitu jahat padamu…
Perasaan dingin seperti ini, sungguh tak mengenakkan..
Bagaimana, kau bisa tahan Oppa…” ucapku sambil menangis dan semakin
memeluknya dengan erat.
Selama ini, aku selalu bersikap dingin pada Oppa Daesung. Aku begitu
jahat kepadanya.
Rasa yang berkecamuk seperti ini, ternyata begitu menyakitkan bagiku..
“Oppa, ajarkan aku untuk memberikan kehangatan padamu…
Buatlah perasaanku ini menjadi jelas…
Ajarkan aku… Bagaimana, aku membalas kehangatan yg selama ini kau
berikan kepadaku…”
Secara perlahan, tubuhku ini tak lagi merasakan hawa dingin.
Walaupun angin malam masih datang menghempas…
Perasaan hangat, yang aku rasakan ketika aku mengenakan blazer merah
yg dipakaikan Eonnie Byul kemarin malam kini kurasakan kembali…
Walaupun, aku tak mengenakan Blazzer merah malam ini…
Hangat…
Hangat…
Dan semakin hangat…
“Apakah ini perasaan tulus cinta nya Oppa Deasung, terhadapku ?”
“Perasaan hangat seperti ini… Ternyata, Oppa Daesung lebih mengerti
tentang cinta dibandingkan denganku…”
Dia berhenti bernyanyi…
Dan segera menggenggam lembut tangan ini…
-THE END-
GD and TOP (Bigbang), Se7en and Park Han Byul
Created by : @Desiijo (Desy Permatasari)
[NB : pembaca sebagai tokoh minzy 2NE1 ]
++++++++
“We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I’m standing there
On a balcony of summer air
See the lights,
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
You say hello
Little did I know
That you were Romeo you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don’t go, and I said….”
Belum sempat lagu tersebut kuputar sampai habis, eonnie Bommie
langsung memencet tombol off pada player lagu ku. Kucopot segera
headset yang terpasang ditelinga,
“Kenapa eonnie mematikannya ?”
“Love Story , lagi yang kau dengar… Di dunia nyata seperti ini, takkan
ada pangeran dengan menunggangi kuda putih lantas begitu saja dia akan
melamarmu. Daripada, kau terlalu jauh berimajinaasi lewat lagu, ayo
sekarang lihat jam mu ! sudah saatnya latihan, minzy..”
Eonnie Bommie , berusaha membangunkan tubuhku. Sedikit masih kesal
rasanya, tapi ketika kulihat jam tanganku sekarang ini memang sudah
waktunya untuk latihan.
“Baiklah, aku akan segera latihan.” Ujarku.
Eonnie Bommie langsung berjalan keluar dari kamarku,
“Ah…kesempatan sebentar ah,, aku mau sms Oppa se7en dulu” ucapku
dengan nada sedikit nakal.
To : se7en Oppa ^^
014590xxxx
Oppa ^^ , sedang apa kau disana ? hari ini begitu panas ya
Dan, kutekan tombol “Send”. Sms ku pun terkirim ^^
“Heiiiii, minzy ! Gong Minzy !!!!!!” Teriak Eonni Bommie dari depan
pintu. Kali ini dia begitu gemas padaku.
“Iyaaaaaa… aku akan segera latihan.…” akupun segera meninggalkan
kamarku dan juga ponselku di dalamnya..
***
Ketika hendak menuju tempat latihan , tanpa sadar ada seseorang
memanggilku dari belakang.
Kutengok siapakah gerangan yang memanggilku, ketika kulihat dari
kejauhan nampak Oppa Daesung tersenyum padaku. Aku belum membalas
senyumannya, namun ia sudah berlari mendekatiku.
“Hei, minzy.. Kau mau latihan ya ?”
“Ah… Ne, Oppa.”
“Selesai latihan, kau mau makan sup kepiting ini bersama ?” ia
menunjukkan kepadaku tas plastic putih yang ia bawa.
“Sup kepiting?”
“Iyaa…” jawabnya sambil tersenyum.
Aku bukannya tak ingin menolaknya, tetapi aku…
“Ah, Oppa.. nanti kita lihat.. kalau bisa aku akan datang, kalau tak bisa aku…”
“Aku yang akan menemuimu, untuk makan bersama.” Oppa Daesung,
meneruskan perkataanku.
Namun, sebenarnya bukan lanjutan kalimat seperti itulah yang
kuharapkan. Belum sempat aku mengklarifikasi, Oppa Daesung sudah minta
berpamitan diri.
“Hah….kenapa malah begini sih.”
***
Di tempat latihan…
Ketika lagu latihan hamper diputar, mendadak Oppa se7en mencariku di
depan pintu.
Waeyoo ? Oppa se7en !!
Yap, benar di depan pintu tempat latihan ia tersenyum dan melambaikan
tangan padaku. Akupun tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
“Kau tak membawa ponselmu, ya ?” jerit Oppa dari posisinya berada.
Semua member, melihat padaku. Aku hanya bisa tersenyum malu.
“Ya, hari ini begitu panas, minzy. Semangat latihan ya ! Hwaiting !”
Lanjut se7en Oppa, yang masih berteriak dari posisinya berdiri.
“Kau masih sering mengirim pesan pada nya?” Tanya CL padaku.
“Hanya sesekali..” jawabku dengan nada lirih, sambil menggoyang-goyangkan kaki.
“Apa kau tahu ?”
“Iya, aku tahu.. Ribuan kali kau menasehatiku, Oppa se7en sudah jadi
milik Eonni Han Byul.. Tak sepantas nya aku lakukan ini. Tapi, apa kau
tak pernah mengalami konflik dalam cinta ? menghilangkan rasa seperti
ini tak mudah !”
Hah… CL berhasil merubah moodku, aku jadi tak semangat latihan lagi.
***
“Hai, minzy…” Sapa Oppa Daesung yang mengagetkanku
“Oppa, jangan ganggu aku , ah… apa kau tak lihat aku sedang bermain game ?”
Niatku, aku bermain game di Ipad untuk menghilangkan bad moodku, eh…
Oppa Daesung datang disaat seperti ini… Namun, aku coba mengontrol
emosiku, supaya Oppa Daesung tak menjadi korban ke- bad mood an ku
juga..
“Ini, sup kepiting untukmu.” Semangkuk sup ia sodorkan kepadaku.
Sejenak aku berhenti bermain game,
“Dan yang ini adalah sup untukku. Mari, makan ^^” Lanjut Oppa Dae,
sambil mengangkat mangkuk sup nya, kemudian mulai melahap sup kepiting
tersebut. Aku hanya terdiam memandanginya, ia pun berhenti makan.
Sambil menguyah makanan yang masih ada di mulutnya, ia bertanya
padaku..
“Kau tak makan?”
Aku tak menjawab..
“Kau tak lapar ?”
“Makan saja, sup punyaku Oppa. Aku sedang tak ada selera makan.”
Kutinggalkan Oppa Daesung makan sendirian, namun belum begitu jauh
kaki ini melangkah meninggalkan, Oppa se7en muncul di ruangan ini.
“Hai, Daesung.. Kau disini rupanya.”
“Iya… Ada apa, Hyung ?” Dengan suara di mulut yang masih penuh dengan
makanan, Daesung membalas sapaan se7en opaa.
“Bagaimana?”
“Oiya..” ia mencoba menghabiskan sisa makanan yang ada dimulut dan
segera meneguk air mineral kemudian meneruskan pembicaraan.
“Begini, Hyung.. Kalau kau tetap menginginkan yang warna merah, aku
sudah tanyakan pada nya bahwa ia tak bisa menurunkan harga jualnya.
Harga itu sudah pas dan tak bisa ditawar lagi. Oiya, katanya kau ingin
mencari via online?”
“Aku sudah mencarinya, namun tak ada yang sesuai dengan harapanku.”
Aku mulai penasaran dengan maksud pembicaraan mereka berdua, lalu
kudekati saja mereka. Eh, bukan….kudekati Oppa se7en lebih tepat nya.
“Oppa, apa yang sedang kau cari?” tanyaku, yang sontak saja
mengagetkan mereka berdua.
Dengan kompak pula, mereka berdua tersenyum menyambut kehadiranku
secara tiba-tiba ditengah brolan mereka berdua.
“Ah… Aku sedang mencari jaket.. Ah, bukan…bukan.. Lebih tepatnya, aku
mencari blazer berwarna merah.” Oppa se7en berusaha menerangkan
kepadaku mengenai benda apa yang tengah ia cari.
“Blazzer merah ? untuk siapa ?”
“Untuk wanita… Lebih tepatnya, untuk Han Byul ?”
“Han Byul?”
“Ya, aku sedang mencarikan hadiah blazer merah untuknya.”
“Eonnie Hyan Bul, berulang tahun?”
“Anniyoo..” jawab Oppa sambil menggeleng.
“Perayaan Anniversary kita berdua.” Tambahnya sambil tersenyum
Mendengar jawaban terakhir dari Oppa se7en, sejenak dada ini terasa
sesak. Entah kenapa, aku tak ingin memandang wajah Oppa se7en. Aku
berganti pandangan, menjadi memandangi Oppa Daesung yang ada
disebelahnya.
Sudah sedikit tenang, entah mengapa timbul pikiran yang mungkin
dikatakan bodoh untuk situasi seperti ini.
“Apa, Oppa mau kubuatkan cake ? Biasanya perayaan Anniversary juga
membutuhkan cake, kan?”
Ya, pikiran bodohku adalah menawarinya membuatkan cake untuk
Anniversary mereka berdua !
“Aha… Tentu saja boleh .” jawab Oppa se7en senang.
“Jika kau tak sibuk, hahahaha.”
“Tidak, Oppa.. Aku pasti akan berusaha meluangkan waktuku demi
membuatkan cake untuk kalian berdua, Hahahaha.”
Oppa Daesung, hanya terdiam memandangiku.
***
“Tepung… Setelah tepung, aku masukkan seperempat telur nya ini,
kemudian setelah itu…”
Belum selesai aku membaca perintah di resep , Daesung Oppa
mengagetkanku. Sontak akupun kaget, dan mixer yang kupegang ini hamper
melayang. Namun, dengan sikap Oppa Daesung meraihnya sehingga tak
perlu terjadi keributan didalam.
“Kau sungguh ingin membuatkan cake untuk mereka ?”
“Iya..” Jawabku sambil, mulai memasukkan telur.
“Sini, kubantu memasukkan telurnya.” Ia pun meraih telur yang ada di
mangkuk dan menuangkan nya kedalam tepung.
“Kau ini bodoh, atau bagaimana sih ?”
Mendengar ucapannya, akupun segera berhenti.
“Hei, kenapa kau berhenti ?” ujarnya kaget melihat reaksiku.
“Oppa, kau barusan mengatakan apa?”
“Anniyooo..bukan apa-apa.”
“Aku sudah terlanjur memberhentikan mixer ini, aku ingin mendengar
sekali lagi mengenai apa yang kau katakana barusan.”
“Apa kau tidak merasa sakit ? semua yang tidak jelas, tidak akan
pernah membawa kebahagiaan untukmu. Begitu juga perasaan ini, perasaan
terombang-ambing tidak jelas seperti ini.. Aku tak menyukainya,
minzy.”
“Hei !”
“Ya, tadi kau ingin mendengar apa yang ingin kukatakan kan? Dan, itu
yang ingin kukatakan kepadamu.”
Aku emosi mengetahui tingkah nya kala itu, kulepas celemek yang ada
ditubuh ini dan kulemparkan ke lantai.
“Berhenti untuk menasehatiku, tahu apa kau Oppa mengenai cinta !”
Bentakku emosi kemudian meninggalkannya sendirian bersama dengan
celemek yang tergeletak di lantai.
***
*Backsound Music This Part,
By: David Choi- That’s Girl*
Kubolak-balik melihat kontak telefon di ponselku, berharap ada yang
bisa kutelepon kali ini. Mood ku sedang tak enak, ingin rasanya ketika
seperti ini ada seseorang yang bisa kutelefon dan setidaknya aku bisa
mengajaknya pergi untuk melepaskan kebete-an ini.
“Ah, seungri saja..” tanganku ini berhenti, ketika tertuju pada nomor
kontak nya Seungri.
Segera kutekan tombol panggilan berwarna hijau dari ponselku.
Kutelepon saja Seungri, karena kupikir dalam situasi dan mood yang
sedang seperti ini , Seungri lah sosok yang paling cocok untuk
kuhubungi.
Kalau aku menghubungi CL, dia pasti lagi-lagi akan memarahiku..
Kalau Eonnie Bommie, Hah.. dia kan jarang berada didekat ponselnya,
telefonku ini pasti takkan segera dia angkat. Jadi percuma saja bila
aku menghubunginya.
Kalau Eonnie Dara, Ponselnya kan baru saja rusak.. Mana mungkin aku
menghubunginya pula..
“Yeoboseyo?” sapa Seungri dari balik telefon.
“Ah..Yeoboseyo, Oppa.” Jawabku. Ternyata panggilan telefonku sudah
dijawab oleh Oppa Seungri.
“Ada apa, kau menghubungiku?” Tanya Seungri.
“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”
“Ah..mian, suaramu tidak terdengar minzy. Bisa kau ulangi lagi?”
Suasana ramai ditempat Seungri berada bisa kudengar dari balik
telepon. Baik, akan kuulangi lagi perkataanku dengan nada suara
sedikit lebih keras.
“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”
“Ah… Sekarang aku sedang berbelanja di luar, bersama Hyung GD.
Memangnya ada apa?”
“Oh..kau sedang pergi , ya..” jawabku lesu.
“Iya..”
“Baiklah, Oppa. Selamat bersenang-senang, ya. Akan kututup telepon ini.”
Kemudian aku langsung menutup panggilan.
“Hah…” desahku.
Ditengah kekacauan pikiran yang ditambah karena Oppa Seungri tak bisa
menemaniku, tiba-tiba aku teringat akan salon langgananku.
“Aku pergi kesana saja, bagaimana?”
Segera kulangkahkan kaki ini menuju salon tersebut. Kututupi wajah ini
dengan jaket, agar orang-orang disekitar tak mengenaliku nanti nya.
Biasanya, aku kesana menggunakan mobil atau paling tidak aku diantar
seseorang. Tapi, kali ini karena aku ingin melarikan diri, aku pergi
sendirian saja kesana.
Ya, menggunakan transportasi umum tentunya.
***
Sesampainya di salon…
Pegawai salon langsung menyapaku,
“Hai, minzy.. Ada angin apa, kau datang kesini? Bukannya baru dua
minggu yang lalu kau kesini?” Tanya pegawai salon langgananku
tersebut,
ya.. dia sudah hafal betul akan jadwalku untuk mengunjungi salon ini.
Dan saat ini, bisa dikatakan bukan saatnya aku mengunjungi salon ini,
jadi wajar saja bila pegawai salon bertanya seperti itu kepadaku.
“Aku ingin mencuci rambutku.” Jawabku sambil segera duduk dikursi.
Kaca yang terdapat didepanku, memperlihatkan sebuah poster wanita
cantik. Aku bisa melihat poster baru tersebut dan aku sangat mengenal
wanita yang ada diposter tersebut.
Segera kubalikkan badan, untuk memastikan bahwa apa yang kulihat di
kaca tersebut salah. Namun, ternyata benar. Wanita itu, aku
benar-benar mengenalnya…
“Sejak kapan, poster itu dipasang ? dua minggu yang lalu, poster itu
tidak ada ?” Tanyaku pada pegawai salon yang bersiap untuk melayaniku.
“Oh… Poster itu.” Jawab pegawai teersebut, sambil menunjukkan kearah
poster tersebut tertempel.
“Poster itu dipasang, sudah lima hari yang lalu…” tambahnya.
“Kenapa poster itu yang dipasang?”
“Park Han Byul… Ya, menurut bos, model rambut Han Byul yang sekarang
cocok dijadikan sebagai poster disalon ini. Taktik untuk menarik lebih
banyak pengunjung lagi. “ Jelasnya.
Poster itu memasang gambar, Eonnie Han Byul.
“Hah, mengapa hariku menjadi tambah buruk seperti ini.” Desahku.
Tapi, ketika tengah memandangi Eonnie Han Byul yang ada di poster
tersebut. Aku jadi memiliki keinginan untuk mengecat warna rambutku.
“Ah, tolong kau rubah warna rambutku menjadi warna coklat seperti
rambutnya Eonnie Han Byul itu.” Pintaku pada pegawai salon tersebut.
“Tidak jadi, mencuci rambut ?” Tanya pegawai itu.
“Tidak.. warnai saja rambutku, menjadi coklat seperti itu.” Jawabku mantap.
***
Sekarang, warna rambutku menjadi persis sama seperti warna rambut
Eonnie Han Byul yang ada di poster tersebut.
Setelah aku membayar jasa salon tersebut. Aku segera berpamitan , dan
segera keluar dari salon.
“Ah.. sekarang aku menjadi seperti Eonnie Byul.” Ucapku riang, sambil
memegang rambut baruku yang sekarang ini.
Namun, disaat yg tidak tepat perutku berbunyi.
“Sabar ya, perut.. Aku akan segera mencarikan makan untukmu.” Kujawab
permintaan perutku ini, sambil mengelus-elus perut ini.
Tak perlu berjalan jauh, untuk mencari makanan. Aku sudah menemukan ttopoki,
“Ah..sudah lama aku tak makan ttopoki. Sepertinya, enak juga.”
Segera kudekati penjual ttopoki tersebut,
“Bu, ttopoki nya satu. Ya..”
“Ah, baiklah..” Namun, penjual tersebut kaget ketika melihatku.
“Kau.. Kau.. Personil Girlband itukah ?”
“Ah, anniyooo…” ujarku dengan cepat sambil berbohong.
“Yang ibu maksud, tidak seperti aku ini. Warna rambut kita pun
berbeda. Tak sama, bu.” Tambahku berbohong.
Tapi, sebenarnya ibu nya juga tak mempermasalahkannya juga. Ketika ,
aku tengah ingin menbayar ttopoki tersebut. Tas k u tiba-tiba saja,
dicuri oleh seseorang.
“Tas ku !!!!!!!!!” jeritku.
Sontak semua orang, bebalik melihat kearahku. Ibu penjual ttopoki pun
terlihat terkejut.
***
Untung ibu penjual ttopoki tersebut, berbaik hati padaku. Ia
memperbolehkanku untuk membawa gratis ttopoki yang aku beli dan juga
menyempatkan waktunya untuk mengantarku ke pos polisi terdekat untuk
melaporkan tasku yang telah dicuri.
Untung saja, barang yang kubawa ditas bukan termasuk barang yg penting
di dalamnya.
“Kenapa, semakin kesini aku malah semakin merasa beruntung, ya?” gumamku.
Hari, sudah menunjukkan warna gelapnya. Bagaimana aku bisa pulang,
bila ponselku saja hilang. Uang, aku tak punya lagi.
Belum selesai, aku menyesali perbuatanku yg mencoba ingin kabur dari
kenyataan yg sedang terjadi. Sayup-sayup aku mendengar suara seorang
wanita memanggil namaku.
“Minzy.. Gong Minzy .”
Perempuan ber-blazzer merah yg rupanya memanggilku, kini berlari
mendekatiku. Tunggu dulu, blazer merah ?
Itukan…..
Benar, ternyata aku bertemu Eonnie Byul disini.
“Sedang apa, kau disini minzy?”
“Aku sedang jalan-jalan, eonnie.”
“Mau pulang bersamaku.” Ia menunjuk kea rah mobil, yg ia naiki.
Akupun menggeleng tapi ia, tetap memaksa dan menarik tanganku. Namun,
sebelumnya ia berkata
“Wah, badanmu dingin sekali. Pakailah, blazer ini.”
Eonnie Byul, melepaskan blazer merah yg ia kenakan dan memasangkannya
ketubuhku. Aku hanya terdiam tak mengucapkan apa-apa. Setelah itu, dia
menggandeng tanganku untuk mengajaknya masuk ke dalam mobil.
***
Didalam mobil..
“Terima kasih, eonnie . Blazzer merah ini terasa hangat untukku.”
Tak dapat kubohongi perasaan, bahwa blazer ini benar-benar
menghangatkan badanku. Eonnie Byul tersenyum disampingku.
“Itu pemberian dari Daesung.” Ujarnya.
“Oppa Deasung ?” tanyaku heran, dan memastikan bahwa aku tadi tak salah dengar.
“Iya.. Dong Wook sebenarnya ingin memberikan blazer merah seperti ini
kepadaku sebagai hadiah Anniversary hubungan kita. Dan ia, memesan
blazer seperti ini kepada temanya Daesung. Namun, ditengah perjalanan
Daesung mendapatkan kabar bahwa temannya itu mengalami kecelakaan.
Jadi, Daesung yg pada akhirnya mencarikan blazer merah ini.”
“Eonnie Byul, tahu darimana?’
“Dong Wook, yg menceritakannya. Ya, aku jadi merasa bersalah karena
telah mengingikan blazer merah seperti ini.”
“Oiya, Daesung juga memberikan cake Anniversary untuk kita berdua.”
Eonnie Byul, segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan picture
cake pemberian Oppa Daesung.
Ketika, melihat picture tersebut aku langsung terdiam.
Oppa Daesung, benar-benar membuatkan cake seperti gambar cake yang
kulihat di internet dan ingin kubuat.
Aku menghela nafas, mengetahui kenyataan seperti ini yang terjadi.
“Kini, siapa yang sebenarnya bodoh?” tanyaku pada diri sendiri, sambil
memandang kearah kaca mobil
***
Malam itu, aku tak bisa tidur…
Aku keluar menuju balkon apartement untuk menenangkan diri ini. Namun,
aku mendengar seseorang bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu yang
aku dengar.
“Baby I’m sorry neowa isseodo nan lonely
Saranghagin naega bujokhanga bwa
Ireon motnan nal yongseohae
I’m sorry ige neowa naui story
Sarangiran naegen gwabunhanga bwa
Ne gyeote isseodo
Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely.”
Dari balkon tempatku berdiri, aku bisa mengetahui suara siapakah itu.
Aku terpejam, mendengarkannya bernyanyi hingga lagunya berakhir.
“Oppa Daesung, apa kau begitu merasa kesepian?” ucapku lirih.
***
Pagi harinya…
Aku sama sekali tak bertemu dengan Oppa Daesung. Tak ada kehadirannya
yg biasanya menyapaku.
Diantara member BIGBANG, lainnya yg tadi sempat menyapaku ketika
bertemu denganku aku sama sekali tak melihat keberadaan Oppa Daesung.
“Kemana perginya dia?”
***
Malam harinya, aku kembali lagi menuju balkon apartement. Kulihat, di
balkon apartement yg berada diatasku.
Ya, posisi tempat member BIGBANG berada di atas tempat kami, 2NE1.
Kemarin, aku melihat Oppa Daesung memainkan gitar disana. Alih-alih
aku ingin melihatnya kali ini, aku pergi ke balkon. Namun, aku tak
menemui keberadaanya disana.
Tak berapa lama, ada dua orang member BIGBANG yang berada di balkon
tersebut. Aku segera menundukkan badanku, berharap siapapun mereka tak
mengetahui keberadaanku disini.
Kedua member tersebut terlihat mengobrol. Akupun mendengarkannya dgn
seksama dari tempatku menunduk.
“Hari ini kau tak menemuinya?” Ujar pria tsb mengawali pembicaraan
Ah, aku mengenal suara ini. Ini suara Oppa Taeyang..
“Tak ada keberanian untuk menemuinya.”
Mendengar jwbn dari pria tersebut, aku segera mengetahuinya .”Inikan,
suara Oppa Daesung.” Batinku.
“Mengapa ? apa kau tak minta maaf?”
“Aku sudah minta maaf. Kemarin, ratusan kali aku meneleponnya namun
ponselnya tak aktif.”
Oiya, aku baru menyadari bahwa tasku kemarin telah dicuri dan ponselku
ada didalamnya. Jadi, pencuri tersebut mengganti nomorku sehingga
nomor ponselku menjadi tak akitf.
Hah…kali ini aku benar-benar merasa menyesal.
“Aku akan berhenti..”
“Berhenti , apa nya?” Tanya Oppa Taeyang.
“Berhenti, untuk tak mengejarnya lagi. Aku akan merelakan perasaan
ini, jika kita memang ditakdirkan untuk bersama pasti suatu saat nanti
kita pasti akan bersama.”
Mendengar perkataan Oppa Daesung, mendadak tubuh ini langsung dihempas
angin malam. Begitu dingin, sama sekali tak mengenakkan bagiku.
Perasaan seperti ini, kenapa terasa menyakitkan?
“As days go by..
and fade to nights..
I still question..
why you left..
I wonder how…
it didn’t work out..
but now you’re gone..
and memories all I have for now..
but no it’s not over..
we’ll get older we’ll get over..
we’ll live to see the day that I hope for..
come back to me..
I still believe that..
we’ll get it right again..
we’ll come back to life again..
we won’t say another goodbye again….
you’ll live forever with me….
someday, someday……
we’ll be together….
someday, someday…
we’ll be together…”
Lagu “Someday” milik Jhon Legend kala itu, yg dinyanyikan oleh Oppa
Daesung semakin membuatku tak tahan. Aku segera berlari…
tubuh ini semakin terasa dingin….
Dingin…
dan semakin dingin….
Aku tak ingin mendengarnya bernyanyi lagi seperti ini…
Ini begitu menyakitkan bagiku…
Aku tak mau mendengarnya merintih kesakitan lagi seperti ini…
Kuketuk dengan kencang pintu dorm BIGBANG, ketika itu Oppa TOP lah yg
membukakan pintu.
Aku segera masuk kedalamnya. Tanpa sadar, aku sempat membentur tubuh
Oppa TOP yang masih berdiri di depan pintu.
Tetap berlari, aku tak menghiraukan keberadaan Oppa TOP kala itu..
Aku berlari menuju balkon..
“someday, someday…
we’ll be together…”
Namun, Oppa Daesung masih menyanyikan lagu tersebut.
Semakin dekat, suaranya terdengar semakin jelas…
Semakin terasa menyakitkan bagiku…
Semakin terasa dingin…
Aku memerlukan kehangatan…
Dari belakang, kupeluk Oppa Daesung…
Air mata ini, mengalir dgn sendirinya tanpa kuperintahkan…
Oppa Taeyang yang ada disampingnya, kaget melihat kehadiranku yang
secara tiba-tiba dari belakang..
Namun, tetap tak kuhiraukan..
Yang ada didepanku..
Yang ada dipandanganku..
Yang menjadi tujuanku datang kemari…
Hanya dia…
Ya, hanya dia…
Oppa Daesung….
“Sudah…. Sudah… Berhenti, Oppa…..
Berhenti menyanyikan lagu yang terasa menyakitkan bagiku….
Ini semua terasa sangat jahat bagiku…
Maafkan aku, Oppa… Aku begitu jahat padamu…
Perasaan dingin seperti ini, sungguh tak mengenakkan..
Bagaimana, kau bisa tahan Oppa…” ucapku sambil menangis dan semakin
memeluknya dengan erat.
Selama ini, aku selalu bersikap dingin pada Oppa Daesung. Aku begitu
jahat kepadanya.
Rasa yang berkecamuk seperti ini, ternyata begitu menyakitkan bagiku..
“Oppa, ajarkan aku untuk memberikan kehangatan padamu…
Buatlah perasaanku ini menjadi jelas…
Ajarkan aku… Bagaimana, aku membalas kehangatan yg selama ini kau
berikan kepadaku…”
Secara perlahan, tubuhku ini tak lagi merasakan hawa dingin.
Walaupun angin malam masih datang menghempas…
Perasaan hangat, yang aku rasakan ketika aku mengenakan blazer merah
yg dipakaikan Eonnie Byul kemarin malam kini kurasakan kembali…
Walaupun, aku tak mengenakan Blazzer merah malam ini…
Hangat…
Hangat…
Dan semakin hangat…
“Apakah ini perasaan tulus cinta nya Oppa Deasung, terhadapku ?”
“Perasaan hangat seperti ini… Ternyata, Oppa Daesung lebih mengerti
tentang cinta dibandingkan denganku…”
Dia berhenti bernyanyi…
Dan segera menggenggam lembut tangan ini…
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar