Kamis, 25 Oktober 2012

[fanfict] The Women who always comes in my dream


yee.. akhirnya FF mimin keluaarr jugaa.. setelah tertunda 2x hehe
ini FF horor yg mimin janjiin.. sebenernya ga hhoror juga sih, tapi yaa lumayanlah..*memuji sendiri*
mohon komennya yaa vips..^^

Title: the women who always comes in my dream..
Cast: choi seunhyun(TOP), GD, Daesung, Taeyang, Seungri, manager TOP, yun eun ji, yun jae in.
Author: MinZR^^


jiwa dan raga mungkin terlepas. Namun hati ini masih terpaut padamu.. semoga kau baik-baik saja seunghyun.. Aku mengkhawatirkanmu.. ~Yun Jae In~

***

Wanita itu menatap dengan pandangan nanar diujung sana. Seunghyun hendak menuju kearah gadis itu.. namun rasanya raga seunghyun tidak bisa menggapainya…
“ah mimpi ini lagi!! Siapa dia sebenarnya?” choi seunghyun terbangun dari tidurnya lagi malam ini. Sudah seminggu dirinya bermimpi aneh. Dia bermimpi ada seorang gadis yang memandanganya tidur setiap malam.
“hyung waeyo? Kenapa tidak tidur? Kau bermimpi buruk” ucap daesung terbangun sebentar dari tidurnya.
“ah, aniya.aku akan segera tidur” TOP pun kembali tidur.

***

“oppa,oppa,oppa...!!!!!”teriakan para fans saat member bigbang melintas di bandara Incheon menuju Jepang. Member bigbang memiliki jadwal konser di Jepang.
Tiba-tiba TOP berhenti.
“dia.. wanita itu kan??” ucap TOP saat melihat seorang fans yang mirip dengan wanita yang ada dimimpinya.
“hyung, ada apa? Apa ada yang ketinggalan?” tanya GD yang jalan dibelakang TOP.
Sunghyun masih mencoba mengenali fans yang mirip itu, tapi fans itu tiba-tiba menghilang dari kerumunan.
“hyung??!! Kau mendengarku?” ucap GD lagi.
“ah, jiyong. ayo kita jalan!” ucap TOP
Mereka pun kembali jalan..

***

*dipesawat*
“hyung, aku tahu ada sesuatu. Apa yang terjadi? Apa yang kau cari sebenarnya tadi?” tanya GD mengintrogasi TOP. Sebagai leader tugasnya lah untuk mengetahui apa yang terjadi pada membernya.
“apa maksudmu?” tanya TOP
“tadi dibandara jelas ada sesuatu yang kau cari.. siapa? Kau jatuh cinta pada seorang fans?”
“ah, tidak. Aku tidak mencari siapapun.. aku juga tidak jatuh cinta”
“aku harap kau tidak berbohong, jika ada sesuatu beritahukan padaku,hyung”
“ne”ucap TOP

***

Di jepang konser mereka berjalan lancar. Member Bigbang pun mencari tempat untuk pergi minum merayakan keberhasilan konser. Setelah minum mereka pun kembali kehotel untuk beristirahat.
Saat kembali ke hotel, kecuali TOP semua member langsung tidur. TOP masih memikirkan gadis dalam mimpinya.
“siapa dia sebenarnya? Aku tak pernah melihatnya.. apa hari ini dia akan datang dalam mimpiku?” gerutunya dalam hati. Semua pemikiran itu terus mengiang-ngiang dalam pikiran TOP malam itu. TOP pun tidak tidur semalaman karena memikirkannya..

***

Saat break pemotretan di Jepang, TOP terlihat mengantuk. Ini karena dia tidak tidur semalaman.
“dia tidak tidur semalam?” ucap GD yang melihat TOP mengantuk.
“sepertinya TOP hyung memang tidak tidur” ucap taeyang.
“TOP hyung akhir-akhir ini mengalami gangguan tidur, dia sering terbangun dari tidurnya” ucap Daesung
“apa dia mimpi buruk?”tanya GD
“aku pikir begitu. Tapi dia selalu bilang tidak apa-apa” ucap dae seraya bangun untuk pemotretan kembali.

***

Setelah beberapa minggu di Jepang para member bigbang kembali ke Korea. Dan seperti biasa mereka disambut oleh para fans. Kali ini TOP benar-benar ingin mencari fans yang mirip wanita dalam mimpinya. Ya,ternyata di Jepang TOP juga bermimpi tentang wanita itu, kerena itu hari ini ia ingin mencari fans yang mirip itu lagi. TOP menatap serius kerumunan fans.
Setelah memperhatikan dengan baik, TOP akhirnya menemukan fans itu. TOP pun  memanggil managernya.
“hyung..hyungg..” TOP panggil managernya. Dia meminta managernya memanggil fans itu dan bilang pada fans itu untuk menemuinya secara diam-diam. Manager TOP terlihat bingung dengan perintah TOP dan bertanya alasannya, tapi TOP tidak memberitahu dan hanya meminta managernya untuk membantunya.
GD yang berada tak jauh dari TOP melihat kejadian itu. kali ini GD yakin ada sesuatu yang terjadi pada TOP.

***

Malamnya GD mengajak TOP untuk minum diHongdae. GD ingin membuat TOP mabuk agar menceritakan semuanya.
“hyung,, kau ada waktu malam ini? Ayo jalan-jalan di Hongdae!!” GD menelepon TOP
“ah, jiyong. maaf malam ini aku ingin bersama ibuku. Mungkin lain kali, lagipula aku juga lelah” jawab TOP.
GD tidak bisa bilang apa-apa jika TOP ingin bersama keluarganya. Jadi dia terpaksa membatalkan rencananya.

***

“kau sudah menunggu lama? Maaf harus menemuimu ditempat seperti ini.” Ucap TOP pada seorang gadis sambil menatap gadis itu dengan serius. TOP mencoba mengenali gadis itu.
Ternyata malam itu TOP tidak bersama ibunya. Managernya telah berhasil bertemu dan mengatur pertemuan dengan fans yang diminta TOP dibandara.
“ah, tidak lama aku menunggu. Dan tidak apa-apa ditempat ini,aku tahu posisimu. Lagipula tempat ini bagus.” Ucap fans itu.
Mereka bertemu disebuah cafe yang biasa dijadikan tempat pertemuan Bigbang. Sebuah cafe eksklusif yang bagus. Mereka duduk di sudut cafe untuk menghindari pandangan orang-orang.
“kau benar-benar mirip.” Ucap TOP setelah memperhatikan gadis itu.
“hemm,maaf?”
“ah,tidak. Perkenalkan aku TOP Bigbang.
“Aku tau siapa kau.. Perkenalakan aku Yun Eun Ji”
Bisa kita bicara langsung keintinya?” ucap TOP
“itu yang aku harapkan” dari ucapan dan sikapnya, gadis ini tidak terlihat seperti fans.
“aku bermimpi seorang gadis selama beberapa minggu ini. Kau mirip dengannya. Aku yakin kaulah orangnya. Jadi, siapa kau sebenarnya?” tanya TOP sambil menatap killer kearah gadis itu. tapi gadis itu terlihat tidak terganggu.
“aku yakin kau akan bertanya seperti ini padaku”jawab gadis itu seraya tersenyum kecil.
“jadi memang kau? Kau merencanakan semuanya? Apa kau stalker fans? Kau gunakan ilmu hitam?”tanya TOP memburu.
“tidak, bukan aku. Tapi saudara kembarku, dia fans mu”
“saudara mu? Apa dia sengaja melakukan ini? Dimana dia sekarang, aku harus menemuinya untuk menyelesaikan ini.”
“dia tidak melakukan ini secara sengaja. Dia terpaut padamu. Kau tidak bisa menemuinya, dia sudah meninggal”
“meninggal? Kau jangan bercanda. Maksudmu rohnya yang selalu menemuiku. Apa maksudmu dengan dia terpaut padaku? Aku tidak percaya ini”
“kau mengalami ini setelah kau dirawat dirumah sakit bukan?”
“bagaimana kau tahu?”
“dengarkan aku, aku tidak peduli kau percaya atau tidak yang jelas aku juga terganggu dengan ini. Kembaranku adalah fans mu, mendengarmu sakit dia sangat khawatir dan bergegas untuk menjengukmu. Dijalan ia kecelakaan dan meninggal. Dia dibawa kerumah sakit yang sama denganmu. Malam itu dirumah sakit bukankah kau merasa ada seorang yang datang menjengukmu tapi tidak ada siapa-siapa dikamarmu, iya kan? Itu adalah kembaranku”
“itu memang terjadi tapi aku tidak percaya, kau pasti fansku yang mencoba dekat denganku”
“apa aku terlihat seperti fansmu? Aku sangat membencimu, karena kau kembaranku mati dan aku masih harus melihatmu karena kembaranku yang memintanya”
“kembaranmu memintamu untuk melihatku?”
“dia datang padaku setiap hari, memintaku untuk melihat apa kau baik-baik saja, apa kau sakit,dia menyuruhku untuk memastikan keadaanmu. Ini sangat merepotkan tapi jika aku tidak melakukannya dia akan terlihat sedih. Aku tidak peduli kau percaya atau tidak, tapi jika kau ingin ini berakhir pergi kemakamnya dan sampaikan padanya kau baik-baik saja. Aku pulang!!” gadis itu pergi dan meninggalkan sebuah kertas diatas meja. Kertas itu bertuliskan tempat saudara kembarnya, yun jae in, dimakamkan.
TOP terdiam sambil memandang kertas alamat itu. dia mencoba mencerna apa yang disampaikan wanita tadi.
Tanpa disadari ternyata seungri ada ditempat yang sama dengan TOP dan menyaksikan percakapan TOP dengan gadis itu.

***

“kau berbohong,hyung!!” ucap GD dengan tiba-tiba. Seungri ternyata memberi tahu member lain tentang kejadian semalam.
“apa maksudmu?”ucap TOP
“wanita? Cafe ? percakapan?” ucap GD.
“cafĂ©? Wanita?”
“hyung jangan berbohong lagi, semalam seungri melihat mu bersama wanita dicafe. Benarkan dia fans yang kau cari? Kau jatuh cinta?”
“ahh, jiyongie bukan seperti itu. Baiklah akan kujelaskan kekalian..”
Akhirnya TOP pun menceritakan kejadiannya didepan semua member. Selesai mendengarkan TOP, para member sepakat bahwa TOP harus mengunjungi makam gadis itu.

***

TOP berdiri didepan lemari yang berisi abu orang meninggal. Dia mencoba memastikan namanya, yun jae in, sebelum menaruh bunga. TOP mulai berdoa. Setelah itu TOP menyampaikan maksud kedatangannya.
“yun jae in shi, terima kasih karena kau adalah fansku. Terimakasih karena saat terakhir hidupmu adalah untukku. Maafkan aku, mungkin aku bukan idol yang baik. Tapi aku pasti akan hidup dengan baik dikelilingi fans-fansku yang seperti dirimu. Aku akan menjaga diriku..jadi aku mohon hiduplah dialam sana dengan bahagia.. jangan khawatirkan aku,, aku..aku akan baik-baik saja..” tak terasa air mata mengalir dipipi TOP. TOP segera menghapusnya dan berjalan keluar. Dia tidak kuat. TOP tidak pernah berpikir akan dicintai oleh fansnya seperti itu..

***

Sejak dari pemakaman TOP tidak pernah mimpi tentang yun jae in lagi. Para member bigbang pun mulai mengingatkan para fans untuk selalu jaga diri, dan mereka juga pastikan untuk menjaga diri mereka sendiri. Para member belajar dari kejadian TOPhyung mereka.
“ini ada kiriman untukmu” ucap seorang staff YG
“dari siapa? Biasanya tidak kau antarkan secara langsung?” ujar TOP heran
“GD menyuruhku untuk membawanya langsung padamu..”ucap staff itu lalu pergi
“GD?” TOP membuka kiriman itu. Itu dari yun eun ji, kembaran yun jae in yang waktu itu bertemu TOP.
Suratnya ..
TOP kembaranku mendatangiku dalam mimpi dan bilang dia akan pergi dengan bahagia. Terimakasih karena kau percaya dan datang kemakam kembaranku. Aku sangat berterimakasih kau menyelesaikan ini. Hiduplah dengan baik agar kembaranku tetap bahagia. Ini ada sedikit tonik untuk kesehatanmu.aku dan kembaranku mendoakan kesehatanmu.  ~yun eun ji~
TOP hanya tersenyum melihat surat itu. GD memperhatikannya dari balik pintu dan tersenyum melihat hyungnya..

THE END


Try Smilling (part4, end)

continue from part 3..


Judul : Try Smiling
Author : @jessihimee
Cast :
  • Daesung
  • Eunmi (you)
  • Youngbae
  • Seunghyun (TOP)
  • Other cast
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


“Kang Daesung, kau mengingatku?”
Aku menoleh ke arah pemilik suara itu. Seorang dokter. Dia terlihat sangat familiar bagiku. Dia temanku. Tak mungkin aku melupakannya kan?
“Tentu saja, Choi Seunghyun.. Apa kabarmu?”
“Aku baik-baik saja, Daesung-ah! Aku tidak menyangka kalau kau akan menjadi pasienku.”
“Sebenarnya, Dokter Choi, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu.”
“Apa?”
“Kau dokter pribadi Jung Eun Mi 2 tahun yang lalu kan?”
“Ya..”
“Bisa kau ceritakan sudah berapa lama dia menderita penyakit itu? Seberapa parah? Apakah dia terus menangis? Apakah dia sering bercerita tentangku?”
“Eun Mi, dia adalah pasienku yang paling ceria. Sehari pun selama 3 tahun itu dia tak pernah mengeluh tentang penyakitnya.“ 
“Hah? 3 tahun? Orang tuaku bilang dia terkena leukimia 1 tahun setelah aku pergi.” Aku mulai menatap Seunghyun namun dengan pandangan bertanya-tanya.
“Ah aku lupa. Dia sudah mengidap leukimia selama 3 tahun. Tapi dia tak ingin memberi tahukan siapapun tentang penyakitnya, hingga kondisinya semakin memburuk dan mengharuskan dia dirawat di rumah sakit setahun kemudian. Dan selama itu dia tak pernah bosan-bosannya mencekokiku dengan cerita-cerita tentangmu. Dia benar-benar gadis yang sangat kuat. Aku dan dokter lainnya telah memvonis hidupnya dari tahun lalu, karena kondisinya semakin memburuk. Namun dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan terus berjuang untuk tetap bertahan lebih lama lagi dan akan membuktikan bahwa perkataanku dan dokter lainnya salah. Karena dia menunggumu pulang. Dan, ya, dia membuktikannya dengan bertahan 1 tahun dari yang dokter perkirakan.”
Hatiku seperti tersayat, aku tak dapat membayangkan penderitaannya selama ini, disaat aku tak ada disisinya. Aku merasa sangat bodoh.
“Ah ya, ini ada titipan darinya. Ini dia berikan beberapa hari sebelum dia pergi, Eun Mi bilang aku harus menyerahkan ini kepada pria yang bernama Kang Daesung. Dia bilang dia akan mencubitku kalau aku berpura-pura tidak mengenalmu.”
Aku dan Seunghyun sama-sama tertawa. Aku menerima sebuah kardus yang ia berikan kepadaku.
“Ya, dia memang wanita yang berbeda. Dia sangat kuat sekaligus sangat manja. Dia mampu membuat orang-orang disekelilingnya merasa bahagia.”
“Sejak kapan kau mulai memahaminya? Bukankah dulu kau mempermainkannya?”
“Aih, bukan begitu! Aku melakukan itu agar kau dan Eun Mi bisa bersatu. Oke? 
“Begitukah? Alasan bagus, Dokter Choi!” kataku sambil meledek Seunghyun. Matanya yang besar mulai melotot dan sepertinya siap menjitakku.
“Yah, aku tahu. Beberapa bulan setelah dia dirawat dirumah sakit calon istriku meninggal karena kecelakaan. Dan setiap hari dia selalu menghiburku. Kau tahu kenapa aku selalu menyebutnya ceria dan kuat? Karena di saat sakit pun dia mampu menyemangati orang lain. Dia lalu menceramahiku panjang lebar, dia berkata apakah aku tidak malu padanya. Dia saja yang sakit tak pernah seputus asa aku. Dan juga dia berkata calon istriku pasti ingin aku mengikhlaskan kepergiannya.”
“Dia memang selalu bersemangat. Itulah yang membuatku sangat mencintainya.” Aku tersenyum pilu, sungguh ingin rasanya aku menangis sekarang juga.
“Satu lagi, Daesungie, sebelum kita berpisah karena sebentar lagi kau boleh keluar dari rumah sakit. Dia berkata padaku bahwa dia adalah wanita paling beruntung karena bisa menaklukkan pria yang sangat dingin kepada wanita, bahkan dia pun sudah ditolak berkali-kali oleh pria itu. Dan hingga akhirnya pria itu bisa menerimanya dan mencintainya. Baiklah kurasa aku harus pergi saat ini juga. Selamat karena suaramu telah kembali. Sukses untuk albummu! Sampai bertemu lagi, Kang Daesung.”
“Terimakasih, Choi Seunghyun! Hahaha akan kuberikan albumku gratis untukmu nanti!”
“Kupegang janjimu!”
Kami membungkuk sejenak lalu berjalan menjauhi tempatku.
Sesampainya di rumah aku bergegas membuka kardus yang sudah 2 tahun Eun Mi titipkan kepada Seunghyun. Kulihat isinya dan perlahan aku mengeluarkannya satu persatu. Di sana terdapat banyak sekali foto-fotoku dengannya. Foto saat ulang tahunnya , foto saat kami berlibur ke Paris berdua, fotoku, dia, mama, dan papaku, foto saat dia mencium pipiku saat ulang tahunku, dan foto terbaru adalah saat kami ke taman bermain memakai pakaian pengantin. Dan sialnya aku hanya bisa tersenyum miris melihat foto-foto itu.
Dan tanpa sengaja kulihat sepucuk surat terselip diantara foto-foto kami. Kubuka surat itu lalu dengan melihat tulisannya saja bisa kupastikan itu adalah tulisan tangannya. Kubaca kata perkata dari surat itu takut jika ada yang terlewat olehku.
Annyeong, oppa!!
Bagaimana kabarmu sekarang? Saat kau membaca surat ini pasti aku telah tiada. Aku pasti telah bersama mama dan papa sekarang hehehe~
Mianhae, oppa. Aku tak bisa menepati semua janjiku padamu. Aku masih mencintaimu, bahkan masih sangat sangat sangat mencintaimu. Sungguh aku masih belum rela menerima kenyataan bahwa kau adalah kakakku. Dan sekarang aku bahkan meninggalkanmu. Aku lelah oppa, bukan lelah karenamu. Tapi aku lelah berjuang hidup, penyakit ini lebih kuat dariku. Tapi bukan berarti aku lemah, dokter-dokter saja kagum akan kekuatanku dan semangat hidupku.
Oppa, jangan menyalahkan siapa-siapa atas kepergianku. Karena ini bukan salah siapa-siapa, ini adalah takdirku. Takdir yang telah Tuhan berikan kepadaku. Aku tak mengijinkan orang tuamu terlebih lagi papamu untuk memberitahukan penyakitku. Karena jika kau tahu kau pasti akan pulang dan mendonorkan sum-sum tulang belakangmu, perhitunganku benar kan? Tapi aku tak ingin Oppa. Aku tak sekuat yang kau kira, aku tak sanggup melihatmu diseberang sana, aku tak mampu mendengar kau memanggilku sebagai adikmu, dan aku tak sanggup melihatmu dengan wanita selain aku suatu saat nanti. Aku terlalu egois oppa. Maaf...
 “Ya, kau sangat egois Jung Eun Mi!” aku terisak. Sungguh aku merindukannya.
 Aku masih ingat saat kita pertama kali bertemu, kau begitu menakutkan. Aku sampai heran mengapa wanita di kampus banyak yang menyukaimu, tapi kini aku tahu alasan mereka. Kau itu mempunyai aura mistis yang dapat membuat seluruh wanita bertekuk lutut padamu, termasuk aku. Dan semenjak kau menyelamatkanku saat aku nyaris tertabrak mobil (kau ingat tidak?) aku berjanji pada diriku sendiri aku akan menaklukkanmu. Hahaha bodoh memang, selama dua tahun aku selalu menganggumu dan semua itu tidak sia-sia. Akhirnya kau melihatku, kau mencintaiku. Hahhh, rasanya seperti ada kembang api di kepalaku saat kau bilang mencintaiku.
Kang Daesung… Lupakan aku… Jangan terlarut dalam kesedihanmu. Karena aku pun pasti akan merasa sedih. Carilah wanita yang baik di luar sana, aku yakin Tuhan telah menyiapkan wanita yang pantas untuk melengkapi hatimu. Hapus rasa cintamu padaku, tak usah terlalu terburu-buru, biarkanlah waktu memainkan perannya.
Oppa, maaf aku cerewet sekali. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu. Dan sekali lagi maaf jika aku bukan wanita atau mungkin adik yang baik untukmu. Aku bahkan sangat egois pergi meninggalkanmu. Ikhlaskan aku pergi, oke? Aku akan selalu ada di sampingmu, oppa, jangan takut. Aku akan menjadi malaikat, bukan hantu hehehe. Dan tenang saja aku akan selalu menunggumu di sini. Tempat dimana seharusnya jiwa-jiwa manusia berada saat jiwa mereka terpisah dari raganya. SARANGHAEYOOO!!!!
                                                                             Dari adikmu yang tak pernah menepati janji ^^
                                                                                                                                Jung Eun Mi
“the endless tears keep filling up
I once again try to forcefully hide it
even though it hurts so bad as if I’m gonna die
even though this pain is driving me crazy, I smile”

Kupejamkan mataku merasakan belaian angin laut malam ini, dan kuputar kembali setiap memoriku bersamanya tanpa melewatkan satu halpun. Aku merindukan suaranya, sentuhannya, bahkan ekspresi marahnya.
“Aku merindukanmu, Jung Eun Mi, bagaimana kabarmu di sana? Apa kau merindukanku juga?” Kubiarkan memoriku terus mengungkitnya.
“Ini sudah dua tahun kau pergi dari sisiku, tapi kenapa aku masih saja mencintaimu? Ah aku lupa sesuatu. Kau bukanlah wanita yang tak menepati janji, karena setidaknya kau menepati satu janjimu. Janji dimana aku adalah orang terakhir yang kau lihat sebelum kau pergi. Dan itu kau buktikan. Hmmm aku merindukanmu. Dan entah harus berapa kali aku mengucapkan itu mungkin hingga kau bosan mendengarnya. Karena aku sangat mencintaimu. Tunggu aku di sana, cepat atau lambat kita akan bertemu lagi. Saranghae…”
Aku kembali tenggelam dalam belaian angin laut di pantai ini. Tempat dimana dia mengucapkan janjinya yang paling berharga bagiku.
 Oppaaa!
Aku mendengar suara manjanya memanggilku perlahan. Aku tidak salah dengar kan?
“Eun.. Eun Mi-ya..”
Oppa, aku juga merindukanmu! Saranghaeyo, oppa..
“Kau nakal sekali, Jung Eun Mi! Hanya kau satu-satunya malaikat yang nakal! Hahaha. Aku juga mencintaimu. Terimakasih untuk selalu ada di sampingku...”
Because I love you more
Because I care for you more then myself
Even if my eyes begin to cry I bear through it
Even if I can't listen to my heart
Even if I can't seek out my love
I try smiling in front of you again today.


To readers : jangan heran sama adegan kecelakaannya. Kejadiannya diambil dari kecelakaan 2011 Dae, tapi efek sampingnya dari kecelakaan 2009. Thanks for reading ^^~(@jessihimee)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ahhhh.. selesai kan vips??? gimana panjang yaa?? kan udah mimin bilang.. hahahaha 


tapi ceritanyaa daebak yaa, mimin aja hampir nangis bacanya, udah berkaca-kaca.. 
thanks for @jessihimee, and other vips you can send ur FF too..^^
sampe ketemu diFF selanjutnya yaa*mgkn FF nya mimin..kekeke~~* ^^(minZR)

Try Smilling (part 3)

continued from part 2..


Judul : Try Smiling
Author : @jessihimee
Cast :
  • Daesung
  • Eunmi (you)
  • Youngbae
  • Seunghyun (TOP)
  • Other cast



------------------------------------------------------------------------------------------------------------
so, what do you think Mr. Edward? Interested with this project?
Ruangan rapat hari ini cukup menegangakan, tender bermilyar dollar ada didepan mataku.
 “umm yeah, I think I’ll join with you Mr. Kang. You’re a great speaker. And you have millions brilliant ideas. Ah, I want to introduce you to my daughter. She’s very beautiful and friendly. I’m sure that  you’ll interested with her.” Aku menjabat tangan Mr. Edward sebentar, lalu terseyum sopan mendengar perkataannya.
“Sorry, Mr. Edward, but I had a woman.
Ah, unfortunately. She’ll be proud to have a guy like you.
“Yeah, of course she will.”
Meeting hari ini membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Aku berhasil membuat papa bangga bukan main dengan tender ini. Dan 3 hari lagi adalah tepat 3 tahun aku pergi dari Seoul, dan itu berarti aku sudah harus pulang untuk menepati janjiku.
 Aku sangat merindukannya, selama 3 tahun kami benar-benar lost contact. Dan 3 tahun ini kuharapkan kami benar-benar bisa membenahi hati kami masing-masing. Menyembuhkan segala luka yang ditorehkan oleh takdir yang menyakitkan.
Aku tersenyum melihat tiket pesawat yang sudah kupesan dari satu bulan sebelumnya. Yah aku begitu bersemangat, dan hari ini kerinduanku semakin memuncak. Aku hanya perlu menunggu selama 3 hari, dan seharusnya itu bukan menjadi suatu masalah. Karena aku telah menunggu hampir 3 tahun.
Drrtt…drttt… ponselku bergetar, dan kulihat nama penelfonnya. Papa? Ada apa dia menelfonku di jam istirahat seperti ini.
“Halo, pa? Ada apa?”
“Daesungie, bisakah kau pulang saat ini juga?”
“Iya pa, aku sudah memesan tiket untuk lusa.”
“Tidak, sekarang. Kau harus pulang saat ini juga. Eun Mi sakit, dan saat ini keadaannya kritis. Bergegaslah sebelum terlambat.” Deg! Apa ini? Eun Mi sakit?
“Pa? Yang benar saja? Apa yang kau bica…”
Belum selesai aku bertanya papa sudah memutuskan telfonnya. Bak kesetanan aku menelfon sekretarisku dengan cepat.
Yes sir?”
“Jenny, pesankan aku tiket saat ini juga untuk ke Seoul. Pesawat dengan keberangkatan paling awal. Aku akan membayar berapapun.”
But sir, kita masih ada meeting dengan…”
Cancel all my schedule for one week. This is emergency!
Okay sir. I understand.
Aku langsung menuju lemari diseberang mejaku, disana telah tersedia satu koper kecil pakaian untuk berjaga-jaga jika aku harus pergi meninggalkan kantor saat darurat.
Akhirnya aku mendapat keberangkatan dua jam setelah papa menelfonku tadi.  Dan selama perjalanan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar otakku terus memutar rekaman suara papa. ‘bergegaslah sebelum terlambat.’  Apa maksudnya? Dan apa yang diderita Eun Mi sebenarnya? Ah, entahlah otakku tak dapat berfikir dengan benar. Aku benar-benar kacau. Pakaianku lusuh, aku hanya memakai kemeja berwarna biru dan kugulung bagian lengannya hingga ke siku.
Begitu tiba di Incheon Airport pada pagi hari itu, aku segera disambut oleh orang kepercayaan papa. Sebelum pesawatku terbang dari New York aku telah menghubungi papa mengabarinya jika aku akan tiba di Seoul besok pagi. Dan ya dia telah menyiapkan mobil dan supir untukku. Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam. Dan perjalanan pun terasa sangat lama, hey cukup sudah aku menunggu lagi!
“Tidak bisakah kau menyetir lebih cepat? Jika kau tidak bisa biar aku saja yang menyetir.” Aku membentak supirku yang aku tak tahu siapa namanya, mungkin dia adalah pegawai baru papa.
“Daesungie, jangan bersikap seperti ini. Aku tak akan membiarkanmu menyetir karena kau terlalu lelah.”
“Aku baik-baik saja ahjussi, aku tidak merasa lelah sedikit pun.” Aku menyangkal, karena memang aku tak merasa kelelahan sama sekali. Yang kurasakan hanyalah ingin segera sampai dan melihat Eun Mi.
“Mungkin kau memang tak merasakan lelah pada tubuhmu, tapi tidak dengan pikiranmu Daesung. Aku sudah mengenalmu sejak kau masih sangat kecil dan kau tak pernah terlihat seberantakan ini sebelumnya. Lagipula sebentar lagi kita sampai.”
“Iya ahjussi, kau benar. Aku terlalu kalut.” Dia hanya menepuk pelan bahuku.
Tidak butuh waktu lama, aku pun tiba di sebuah rumah sakit termewah se-Korea Selatan. Aku mengikuti arah langkah Kwon Ahjussi, orang kepercayaan papa. Dan aku berhenti tepat didepan kamar ICU, dan terlihat orang tuaku serta orang tua Eun Mi sedang duduk dikursi depan pintu masuk ke ruangan ICU itu.
“Pa, ada apa?”
Aku segera menghampiri papa yang telah bangkit saat melihatku tiba. Wajahnya lusuh, menampakkan 10 tahun lebih tua dari usianya.
“Dia terkena leukimia Daesungie. Dan sekarang penyakitnya sudah sangat akut. Masuklah… Dia sudah menunggumu terlalu lama.”
Aku menatap pintu ruangan ICU itu. Lalu kurasakan tangan mama meremas tanganku, memberiku kekuatan.
Kubuka perlahan pintu di hadapanku, dan segera pemandangan memilukan menyerbu indera penglihatanku. Dia di sana, wanita yang sangat  kucintai, sekaligus adikku sendiri. Aku berjalan mendekati tempat tidurnya, aku ingin sekali menyangkal semua ini. Menyangkal bahwa dia bukanlah Eun Mi-ku. Namun, yah, itu dia. Wajahnya pucat pasi, matanya terpejam, dan banyak selang yang menyambungkan tubuhnya dengan alat-alat medis yang aku tak tahu namanya.
Kubelai pipinya pelan, tangisku pecah. Sungguh aku tak sanggup melihat semua ini. Ini begitu menyakitkan, dan baru kusadari menerima kenyataan bahwa dia adalah adikku jauh lebih baik daripada harus melihatnya terbaring lemah tak berdaya seperti ini.
Matanya mengerjap perlahan. Dan bibirnya menyunggingkan senyumnya yang masih mempesona -untukku- itu.
Oppa? Kau pulang? Aku merindukanmu.” Suaranya begitu lemah, membuat air mataku semakin deras.
“Iya sayang, aku pulang, aku juga merindukanmu.” Kubelai terus pipinya dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku menggenggam tangan kirinya.
“hhh… Aku juga… Tak terasa yaa 3 tahun telah berlalu…” Nafasnya tersengal. Matanya terpejam sesaat.
“Jangan banyak bicara Eun Mi, itu tidak baik bagimu.”
“Tidak, hanya ini kesempatanku untuk berbicara denganmu sebelum aku pergi.” Dia membalas genggamanku dengan lemah.
“ssstt… Kumohon jangan berkata seperti itu Eun Mi. Kau berjanji tak akan meninggalkanku kan?”
“Ah, maaf oppa, aku memang bukan wanita yang baik.” Dia tertawa renyah.
“Aku bahkan tak bisa menepati satupun janjiku padamu. Hingga saat ini aku belum melihatmu sebagai kakakku, aku bahkan masih mencintaimu sama seperti dulu. Dan sebentar lagi aku akan meninggalkanmu.”
“Tidak, kau adalah wanita yang terbaik yang pernah kutemui. Jadi jangan berbicara seperti itu, please.” Aku mencium punggung tangannya.
“Kau berjanji untuk tetap di sisiku, untuk tetap bernafas karenaku. Berjuanglah Eun Mi. Aku mohon, berjuanglah. Kau pasti kuat.”
Bantalnya kini basah oleh cairan bening yang bernama air mata itu. Air mata yang keluar dari pelupuk matanya yang indah itu.
 “Tidak, oppa, aku sudah terlalu lelah. Aku sudah terlalu lama berjuang, dan ini sudah waktunya untuk aku bertemu orangtua kandung kita.”
“Kumohon Eun Mi, jangan tinggalkan aku. Aku berjanji akan memberikan apapun yang kau minta. Aku berjanji tak akan meninggalkanmu lagi. Jangan menghukumku seperti ini.”
“Jangan membuat aku semakin berat meninggalkanmu, oppa. Kau adalah pria yang kuat, berhentilah menangis.” Dia menghapus air mataku yang sedari tadi tak mampu untuk kuhentikan.
“Ikhlaskan aku oppa. Kumohon…”
“Bagaimana mungkin aku mengikhlaskanmu?” aku mencium kembali tangannya yang sama pucatnya dengan wajahnya itu.
“Aku tersiksa oppa, lepaskan aku. Jika kau mencintaiku biarkan aku pergi.” Aku hanya tertunduk lalu mengangguk singkat. Aku terisak, sungguh menyakitkan.
“Kau tersiksa? Baiklah, aku akan melepaskanmu. Karena aku sangat mencintaimu.” dia mengangguk pelan.
“Aku juga sangat mencintaimu, oppa, bahkan lebih dari apapun.“
Aku mendekati wajahnya dan ia memejamkan matanya saat kukecup perlahan keningnya. Dan saat kulepas ciumanku, matanya masih terpejam. Kupegang pergelangan tangannya. Ya Tuhn, ini tidak mungkin! Tak ada denyut nadi!
“Tidak... Tidak mungkin!!!! Dokterr!!! Susteerrr!!!! Tolong kemarilaaahh!!!”
Segera pintu ICU terbuka dan tim medis berhamburan mengelilinginya. Papaku dan papa Eun Mi menahan tubuhku yang meronta dan menarikku keluar.
“TIDAK MUNGKIN!! JANGAN AMBIL EUN MI DARIKU TUHAN! Kenapa semua ini terjadi padaku? Ini tak adil!” Tubuhku terus meronta.
“Maaf, Eun Mi sudah pergi. Dia sudah lelah. Dia telah bekerja keras beberapa tahun ini. Dan dia menyerah.” Kulihat dokter pun sangat terpukul dengan kematian Eun Mi.
“Tidak secepat ini Jung Eun Mi! Kenapa kau menyerah disaat aku datang? Kenapa? Kenapa tak ada satupun diantara kalian memberitahuku lebih awal? Sudah berapa lama Eun Mi sakit pa? Andaikan kalian lebih cepat memberitahuku semua ini  tak akan terjadi. Aku adalah kakak kandungnya, aku bisa mendonorkan sum-sum tulang belakangku dan menyelamatkannya!”
“Daesungie, tenanglah, Eun Mi sendiri yang meminta untuk tidak memberi tahumu. Kami pun tak mengerti alasannya mengapa dia seperti itu. Dan jangan salahkan papamu, Kang Daesung, hanya dialah yang berani menelfonmu saat itu. Hanya dia yang bersikeras menelfonmu, mengabaikan permintaan Eun Mi.” Mama memelukku.
“Maafkan papa, Daesungie, papa tak bisa menjadi ayah yang baik bagimu. Andai saja papa menelfonmu dari dua tahun yang lalu pasti kau tak akan terluka lagi seperti ini.” Aku tidak peduli, aku melangkah keluar dari kamar itu dan pergi kemana pun kakiku membawaku.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
to be continued...



Try Smilling (part 2)


Judul : Try Smiling
Author : @jessihimee
Cast :
  • Daesung
  • Eunmi (you)
  • Youngbae
  • Seunghyun (TOP)
  • Other cast
continue from part 1..


***

“I love you since I love you, since I’m happy as long as you’re here

Even though my heart aches, I try smiling again
Like someone who makes people smile, like someone who has no pain
I quietly cry behind you again today”

“Hei Daesungie! Tidak bisakah kau bertindak seperti orang normal huh? Papa pusing melihatmu”
Aku hanya mendengus kesal dan memutar bola mataku mendengarnya.
“Pa, mengertilah anak tunggalmu ini. Dia  ingin melamar pacarnya jadi wajar saja dia bertingkah abnormal seperti itu. Kau pun bersikap seperti ini saat melamarku kan?”
Dengan cepat aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda setuju. Bersyukurlah karena aku mempunyai mama yang sangat membelaku. Kuedarkan kembali pandanganku ke arah pintu masuk restoran hotel ini setelah tadi papa menginterupsiku.
Kulihat Eun Mi-ku berjalan dengan anggunnya. Sangat berbeda dengan Eun Mi-ku selama ini. Dia terlihat seperti wanita dewasa. Dress hitam selututnya dan sedikit polesan di wajahnya yang sudah ditakdirkan cantik itu menambah kesan cantiknya malam itu. Dan lihat saja bukan hanya aku yang terpesona olehnya, seluruh pria di restoran ini melihatnya dengan takjub. “Tapi maaf tuan-tuan dia milikku.” Aku membatin.
Kulirik mama dan papa yang masih mengenang masa lalunya itu. Astaga ini bukan waktu yang tepat untuk itu. Tidak mengertikah mereka betapa gugupnya aku saat ini. Dan kini Eun Mi telah sampai di meja kami. 
“Selamat malam, ma, pa. Maaf aku dan keluargaku terlambat karena di luar hujannya sangat lebat.”
Eun Mi membungkuk dan disambut oleh mama dan papaku. Eun Mi memanggil mama dan papaku seperti itu karena dia sudah sangat dekat dengan mereka. Bahkan tak jarang dia mengadu pada papa jika aku menjahilinya.
 “Tidak apa-apa,Eun Mi, lagi pula kami tidak menunggu selama itu.” Mama mencium pipi Eun Mi singkat. Eun tersenyum manis sekali dan beralih ke orang tuanya.
“Ma, Pa. Kenalkan ini papa dan mamaku. Mama Papa, ini orang tua Daesung.”
Eun Mi memperkenalkan orang tuanya kepada mama dan papa. Karena walaupun Eun Mi dan mereka dekat tapi orangtuaku belum pernah bertemu dengan orang tuanya. Saat mereka saling menatap dan ingin memperkenalkan diri, kulihat mereka tercekat. Kenapa? Ada apa? Dan dapat kulihat mama menatap tak percaya.
“Tidak, ini tidak mungkin… pa??” Mama terlihat sangat shock saat ini.
“Ma? Kenapa? Ada yang salah?”
Aku melihat kedua orang tua Eun Mi yang bersikap sama –anehnya- dengan orang tuaku.
“Tidak Daesung-ah, lebih baik kita makan dulu oke?”
Ayah Eun Mi mengendalikan raut wajahnya yang tadi terlihat sama terkejutnya dengan orangtuaku
            Keluarga kami mengawali pertemuan ini dengan menyantap makan malam masing-masing. Suasananya tidak begitu hangat karena sebagian dari mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing, kecuali Eun Mi dan aku tentu saja. Kami mencoba mencairkan suasana dengan menceritakan hubungan kami kepada orang tua kami. Bagaimana dalamnya cinta kami satu sama lain.
Dan setelah makan malam usai aku berani angkat bicara dengan gaya yang cukup santai namun tetap terlihat formal. 
“Tuan dan nyonya Jung, malam ini selain acara perkenalan dengan orang tuaku aku juga mempunyai maksud lain.” Aku menarik nafas kembali.
“Sudah berjalan 3 tahun kami menjalin hubungan, dan menurutku itu waktu yang cukup untuk mengenal satu sama lain. Dan saat ini juga aku ingin melamarnya dihadapan kalian semua. Mama, Papa…” Aku menatap kedua orang tuaku.
“Kini aku sudah bekerja dan saat ini aku benar-benar membutuhkan dukungan seorang istri di belakangku. Dan tuan dan nyonya Jung, kalian tidak perlu khawatir karena aku mampu menghidupi Eun Mi dan calon anak kami kelak. Jadi apakah kalian menyetujuinya?” Aku menatap keluarga Jung dengan tatapan yang sulit diartikan. 
Eun Mi yang sedari menatapku lekat kini menyunggingkan senyumnya yang mampu membuat dirinya lebih tenang. Terdengar pula isakan dari mamaku dan mama Eun Mi mengiringi instrumen piano yang tengah dibawakan oleh pianis di panggung kecil hotel itu.
 “Terimakasih, Daesung-ah karena kau telah mencintai putri kami, namun kami tidak bisa menerima lamaranmu.”
Aku dan Eun Mi sontak melongo tak percaya.
“Ah, maaf, tuan Jung jika lamaranku ini terlalu cepat. Aku bisa menundanya hingga keluarga kita bisa saling mengenal lebih dekat.”
Aku tersenyum ramah seakan-akan hatiku tidak serisau yang dirasakannya.
“Tidak perlu Daesung-ah, karena sampai kapan pun aku tak akan menerima lamaranmu.” Ayah Eun Mi menatapku sendu . Dan ada ribuan pertanyaan yang mengganggu pikiranku saat ini. Apa penyebabnya menolakku? Apakah Eun Mi akan dijodohkan dengan pria lain? Atau apakah ayahnya tidak menyukaiku?
“Pa! Apa-apaan sih?? Apa yang kalian bicarakan?”
Eun Mi yang sedari terdiam akhirnya angkat bicara. Dia tidak mengerti mengapa papanya menolak lamaranku.
“Bukankah semalam papa bilang kalau papa sangat menyukai Daesung dan akan sangat senang jika dia menjadi menantumu?”
“Maaf sayang, maaf sekali. Tapi kami tidak akan membiarkanmu bersamanya. Ini kesalahan.” Mama Eun Mi kini menangis sejadi-jadinya.
“Lebih baik kita pulang.” Baru saja ayah Eun Mi hendak bangkit dari duduknya, papaku akhirnya berbicara.
“Jangan seperti ini, Jung Il Woo! Kita tidak boleh menyakiti mereka seperti ini.” Aku dan Eun Mi tambah pusing dibuatnya. Bagaimana papa mengetahui nama papa Eun Mi padahal sudah sangat jelas papanya belum menyebutkan namanya.
“Apa yang kau bicarakan Kang Gae Ri? Mereka tidak boleh bersama.” Papa Eun Mi kini menggeram marah akan tanggapan papaku.
 “Setidaknya biarkan mereka tahu alasan mengapa kita menentang hubungan mereka.” Kini kedelapan mata orang tua itu membulat tak percaya. Ini sudah gila.
“Kang Gae Ri! Apa yang kau bicarakan huh?” Mama Eun Mi mengikuti jejak suaminya yang telah terkuasai oleh emosi. Dia menatap papa dengan nanar.
“Kenapa Chaerin? Yang kubicarakan benar bukan? Jangan mementingkan diri kalian sendiri. Mereka berhak tahu kebenarannya.”  
Papa menatap mama sambil menggenggam tangannya. “Hyorin, kau percaya padaku kan?” Pertanyaan itu hanya dibalas anggukan oleh mama.
“Ma, Pa, apa yang kalian bicarakan? Kenapa seperti ini? Apa Daesung punya salah pada kalian? Katakan padaku!”
Aku bergegas menghampiri Eun Mi yang nyaris meledak emosinya, dan aku usap kepalanya agar dia tenang.
“Ssttt, tenanglah. Jangan bersikap seperti ini, oke? Ini bukan sifat gadisku.” Aku mencium punggung tangannya. Mungkin ini bisa membuat kedua pasang suami istri itu membeku melihat pemandangan yang disuguhkan oleh anak mereka. Bagaimana mungkin akan serumit ini?
“Berhenti bersikap seperti itu padanya, Kang Daesung!” sentakan papa sukses membuatku terkejut. “Kenapa pa? Apakah aku salah? Apakah aku salah mencintainya? “
“Salah besar Kang Daesung!! Kau dengar, itu salah!” Kini papa telah habis kesabaran, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. Mama kini mulai mencoba meredam emosi papa yang sudah di ubun-ubun itu. 
“Pa! Kali ini saja, kumohon mengerti aku. Jangan memikirkan dirimu sendiri. Aku bekerja siang dan malam di perusahaan, aku mengurus perusahaan di Jepang selama dua minggu meninggalkan Eun Mi yang mengkhawatirkanku setengah mati. Aku turuti segala kemauanmu. Apa aku pernah membangkang? Aku bahkan tak pernah meminta apapun darimu. Dan saat ini pertama kalinya aku minta untuk membiarkan aku bersama Eun Mi, aku….”
“Dia adikmu Kang Daesung! Dia adik kandungmu!” Seluruh keluarga disana tercekat. Aku terpaku, tepat dibelakang Eun Mi.
“Hah? Kau pasti bercanda. Pa! Jelaskan padaku!”
“Maaf, papa tidak memberitahumu kalau kau punya adik.”
Aku memang telah mengetahui bahwa aku bukanlah anak kandung keluarga ini, dan itulah yang membuatku tak pernah menuntut apapun, bahkan aku selalu menaati segala perintah papa sebagai balas budi dan rasa terima kasihku.
“Keluarga kami berdua tak bisa mempunyai anak. Dan saat aku mengunjungi panti asuhan itu aku melihat seorang bayi wanita yang sangat menggemaskan. Matanya bening bercahaya, dan itu adalah kau, Eun Mi. Saat aku akan merawatnya pengurus panti asuhan itu memperingatkan kami bahwa dia mempunyai seorang kakak. Namun keluarga Kang datang dan ingin mengasuh anak laki-laki yang tampan itu. Jadilah kami sepakat untuk mengadopsi sepasang kakak-beradik itu. Maaf, andaikan saat itu kami menggubris peringatan para pengurus panti pasti hal seperti ini tidak akan terjadi.” Mama Eun Mi kini setengah terisak.
“Eun Mi, mianhae.”
“TIDAK, ini tidak benar! Kalian semua sudah gila!”
Eun Mi bangkit lalu segera melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Keadaan restoran saat itu memang sudah sangat sepi dan tinggal keluarga kami. Jadi tak perlu ada puluhan pasang mata yang menyaksikan dua keluarga terhormat itu saling berteriak satu sama lain.
Seakan tak mendengar teriakan mama dan papanya, Eun Mi berlari menembus hujan di kota Seoul itu. Sedari tadi ditahannya air matanya dan emosinya hingga saat guyuran hujan membasahi seluruh tubuhnya dia menyerah, tak mampu menahan semua perasaannya. Ribuan jarum menusuk hatinya saat dia tahu bahwa aku dan dia adalah kakak beradik. 
Eun Mi terus membiarkan kakinya melangkah tanpa arah yang pasti. Dirasakannya sebuah tangan menariknya kedalam pelukan sang empunya tangan. Tanpa perlu melihat wajah orang yang memeluknya itu dia sudah mengetahui bahwa itu adalah aku. Lenganku merengkuhnya kuat, dan ia membalas sama kuatnya.
“Maaf, Eun Mi. Maaf.” Ucapku lirih, tubuh kami pun bergetar saat itu.
“Katakan padaku ini hanya mimpi oppa.” Aku hanya menangis mendengar perkataannya.
“Tapi bagaimana mungkin sesakit ini jika ini mimpi. Bukankah baru kemarin kita berkencan? Bukankah baru kemarin aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia karena memilikimu? Tapi kenapa semua ini terjadi? Kenapa semuanya terungkap disaat aku mencintaimu? Bahkan sangat mencintaimu? Apa salahku? Apakah Tuhan tidak ingin aku bahagia? Aku tersiksa oppa. Sangat tersiksa!”
“Eun Mi.. Aku pun sama tersiksanya. Mengetahui bahwa orang yang aku cintai adalah adikku sendiri.” Eun Mi melepas pelukannya dan menatapku dalam.
“Lupakan. Lupakan kalau aku adikmu. Aku tak perduli sekalipun kau adalah kakak kandungku. Berpura-puralah tak tahu. Mari kita jalani hidup seperti kemarin, dan anggap hari ini tak pernah terjadi. Tetaplah di sisiku, teteplah mencintaiku sebagai pacarmu bukan sebagai adikmu.”
Aku menggelengkan kepala. Aku tak percaya Eun Mi berkata seperti itu. Hujan malam itu semakin lebat membaurkan diri dengan air mata kami. Angin pun kian berhembus kencang, berharap dapat menghapus segala kesedihanku dan Eun Mi.
“My heart is becoming paralyzed
Your sad expression, even if it's only slight
I really hate them; they have all your love
Is something missing, that they should make you cry like this?”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sudah berapa tahun kejadian itu berlalu? Ah, aku lupa. Tidak, tidak mungkin aku lupa. Aku berusaha melupakannya. Kembali kuputar memoriku. Berusaha mengingat semua memori hidupku bersama Eun Mi. Dimana dia sekarang? Sedang apa dia? Apakah dia merindukanku?
Peristiwa pertemuan itu terjadi 5 tahun yang lalu, kan? Sebelum akhirnya aku berangkat ke Amerika. 3 tahun kemudian ketika aku pulang, hanya sebentar aku bisa bertemu dengan Eun Mi. Sejak saat itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengannya.
Tiba-tiba kakiku berjalan sendiri. Entahlah, aku hanya mengikuti hatiku. Kubuka pintu mobilku, aku masuk dan mulai membawanya ke suatu tempat. Ku keluarkan mobilku dari studio rekaman. Aku pacu mobilku dengan kecepatan 80 km/jam. Dasar, aku tidak melihat aturan batas kecepatan 60 km/jam. Masa bodoh dengan aturan. Aku pusing. Aku tidak peduli.
Aku begitu kesal hingga tidak kuperhatikan kendaraan disekelilingku. Tiba-tiba, sebuah taksi di depanku membanting setir dan menghalau jalanku. Aku kaget. Kucoba untuk menginjak rem. Sial, remnya blong. Ku banting setirku dan kurasakan mobilku menabrak taksi tadi.
Tiba-tiba, duniaku berputar. Putih. Aku hanya bisa mendengar orang-orang di sekelilingku berteriak memanggil bantuan dan mencari tahu siapa yang ada di dalam mobil, dan kemudian duniaku gelap, lalu terdengar suara sayup...
“Daesungie!! Ya Tuhan.. Apa yang terjadi padamu? Kenapa bisa begini?”
Perlahan ku paksa mata kecilku untuk terbuka. Aku melihat ke sekelilingku. Siapa yang barusan memanggilku? Aku dimana?
“Mama?”
Kupaksa suaraku untuk keluar. Sakit. Ada apa ini? Kenapa suaraku menjadi aneh begini? Bagaimana dengan karierku sebagai penyanyi?
“Daesungie?!”
Mama langsung memelukku, menangis.
“Ma, minta kertas..”
Suaraku tidak mau keluar. Rasanya perih. Sakit sekali. Akhirnya aku menulis di kertas yang diberikan mama.
“Ma, ada apa denganku? Kemana suaraku?”
“Tenang sayang, kau mengalami shock sehingga alat inderamu belum berfungsi normal kembali”
“Lalu, aku dimana?”
“Seoul International Hospital.”
Deg.. Rumah sakit ini... Eun Mi!!..

To be continued...